Andi Arif Pertanyakan Asal Vaksinasi Gotong Royong yang Berbayar di Kimia Farma: Gimana Masyarakat Tahu

- 11 Juli 2021, 14:30 WIB
Andi Arief.
Andi Arief. /Twitter/@Andiarief__

ISU BOGOR - Politisi Partai Demokrat Andi Arief mempertanyakan asal vaksin yang akan diperjualbelikan di Kimia Farma dengan jargon Vasinasi Gotong Royong.

Andi Arief mengamini bahwa vaksin yang dikirim dari luar negeri akan disuntikkan ke masyarakat.

Hanya saja, ia meragukan wacana vaksinasi berbayar yang disebut vaksinasi mandiri atau individu tidak menggunakan vaksin bantuan yang gratis.

Baca Juga: Kimia Farma Lakukan Praktik Jual Beli Vaksin, Faisal Basri Sebut Itu Tindakan Biadab

Pasalnya, ia menilai budaya korupsi yang terjadi di Indonesia membuat tanda tanya bagaimana masyarakat dapat memastikan vaksin gratis tidak tergerus jadi berbayar.

"Saya percaya vaksin bantuan internasional akan disuntikkan ke rakyat. Tapi di tengah iklim korupsi saat ini bagimana agar rakyat tahu bahwa yg dijual di Kimia Farma bukan vaksin bantuan internasional," cuitnya di akun @Andiarief_.

Andi Arief pun menyindir Presiden Jokowi yang mau menyetujui ada vaksinasi berbayar di tengah kondisi masyarakat saat ini.

"Lagian Pak Jokowi sempet2nya terpikir dan menyetujui jualan vaksin ke rakyat," lanjutnya.

Selain dari Andi Arief, Presiden Jokowi kembali mendapat serangan warganet lantaran menyetujui vaksin Sinopharm yang akan diperjualbelikan Kimia Farma mulai, Senin, 12 Juli 2021.

Baca Juga: Warganet Kembali Serang Presiden Jokowi Setujui Vaksin Berbayar, Kimia Farma 'Trending'

Warganet mengungkit keterangan Presiden Jokowi yang memastikan tidak ada vaksin berbayar beberapa waktu lalu.

Namun kenyataannya, melonjaknya penyebaran Covid-19 varian Delta menyebabkan peluang Kimia Farma menjual vaksin.

Vaksinasi mandiri pun menjadi jualan Kimia Farma di masa PPKM Darurat akibat melonjaknya penyebaran Covid-19.

Dengan jargon Vaksinasi Gotong Royong, masyarakat yang mampu membeli vaksin bisa segera memperkuat imunnya dengan datang ke klinik Kimia Farma.

Harga vaksinasi Gotong Royong itu dibandrol Kimia Farma dengan harga Rp879.140 untuk dua kali dosis.

Dengan rincian, harga vaksin per dosis Rp321.660 ditambahkah harga layanan Rp117.910, sehingga, satu kali vaksinasi membutuhkan biaya Rp439.570.

Baca Juga: Apa Itu Vaksinasi Gotong Royong? Ini Penjelasannya Menurut Permenkes RI Nomor 19 Tahun 2021

Harga itu berbanding terbalik dengan fasilitas vaksinasi Covid-19 yang gratis namun perlu waktu cukup lama, bagi sebagian masyarakat.

"Buset dibisnisin :))," tulis akun anomin @fullmoonfolks.

"Stop wacana Kimia Farma jual vaksin please. Keep all vaccines free pleasee...," tulis akun Adie Mulyana @Adie_Mul.

"Kimia Farma? Ntar dulu deh, kemarin swab test pake alat bekas aja kaga ada minta maaf," tulis akun Ridwan Hanif @ridwanhr.

"Setelah polemik hebat, Desember 2020 Presiden @jokowi menyatakan vaksin #COVID19 gratis.

Sekarang dengan dalih gotong royong, vaksin bisa dibeli di Kimia Farma.

Apakah vaksin berbayar ini akan mengalahkan ketersediaan yang gratis?," tulis akun Bili @berlianindris.

Baca Juga: Media Asing Soroti 6 Negara Gencar Vaksinasi Tapi Covid-19 Tetap Tinggi karena Bergantung Vaksin China

Sebelumnya, Wakil Menteri BUMN Pahala N. Mansury menyatakan Vaksinasi Gotong Royong mandiri atau individu bisa memercepat pembentukan kekebalan komunal untuk pemulihan ekonomi.

"Kimia Farma sebagai bagian dari Holding BUMN Farmasi berkomitmen untuk berkolaborasi dan bersinergi dengan seluruh pihak untuk mempercepat vaksinasi nasional, baik melalui Vaksinasi Gotong Royong Perusahaan maupun Individu," kata dia saat meninjau pelaksanaan VGR Individu di Klinik Kimia Farma Senen, Sabtu, 10 Juli 2021.

 

Editor: Chris Dale


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x