Levi kemudian mengatakan bahwa Eren adalah sumber dari semuanya. Membunuh Eren artinya menghentikan semua momen tersebut.
Di sisi lain, kita melihat bagaimana frustasi yang dirasakan oleh Mikasa terhadap apa yang terjadi. Mikasa masih terus berusaha mencerna apa yang terjadi dan berusaha “memberanikan diri” untuk menghadapi semuanya.
Kejutan mengerikan kemudian muncul ketika muncul asap tebal yang menyelimuti benteng salta. Menurut Connie, baunya seperti Titan mati. Ternyata asap tersebut bukanlah asap biasa, asap tersebut merubah banyak orang-orang di benteng Salta menjadi Titan. Semuanya berubah menjadi Pure Titan.
Para Pure Titan tersebut berusaha menyerang Reiner dan Armin. Di sisi lain, Armin sendiri bersiap bertarung melawan Eren, teman masa kecilnya. Armin sudah tidak peduli lagi hubungannya dengan Eren.
Terdapat sebuah momen “khayalan” dari Mikasa dimana dalam bayangan Mikasa, semua ini tidak pernah terjadi. Mikasa membayangkan bahwa dia dan Eren berada di sebuah tempat tersembunyi, yang mana kemungkinan lokasinya tidak berada di Paradis.
Mikasa nampak begitu senang dengan mimpi tersebut, berdua menghabiskan sisa waktu yang dimiliki Eren berdua. Namun, ada momen yang cukup menyentuh di akhirnya.
Eren mengatakan bahwa dia meminta Mikasa untuk melupakannya setelah semuanya selesai, setelah dia tewas. Namun, Mikasa mengaku dia tidak bisa melakukannya. Peristiwa mengejutkan kembali muncul menjelang akhir chapternya, dimana Mikasa akhirnya memiliki cukup keberanian untuk membunuh Eren. Dia meminta Levi untuk membantunya.
Mikasa menemukan bahwa Eren yang “asli” ada di dalam mulutnya. Levi menggunakan peluncur peledak dan menghancurkan salah satu gigi Eren, agar Mikasa bisa masuk ke mulutnya. Dan benar saja, terdapat tulang belakang Eren yang masing menggantung di dalamnya.