Baca Juga: Jelang Imlek, Menteri Agama Minta Perayaan Secara Sederhana
Baca Juga: Kudeta Myanmar, Forum ASIA Prediksi Pelanggaran HAM akan Semakin Massif
Pembatalan pesanan mencapai 33,6%, pengiriman tertunda 13,8%, tidak dapat dihubungi pada 5,1%.
Selanjutnya, kesalahan informasi produk 2,2%, perubahan kontrak pesanan 1,5% dan kesalahan sistem atau ketidakpuasan 1,5%.
Kasus konsumen ini telah sampai ke pejabat kota karena mereka telah menunjukkan bahwa mereka akan menangani kasus tersebut sesuai prosedur hukum.
Menurut investigasi yang dilakukan oleh pengadilan konsumen, Weverse Shop tidak menampilkan dengan benar informasi produk paling dasar seperti negara produsen dan detail impor atau lokal.
Hal ini dikarenakan keduanya wajib ada menurut undang-undang.
Baca Juga: Bantu Krisis Myanmar, Indonesia Harus Jadi Aktor Utama di ASEAN
Toko tersebut juga gagal menunjukkan kewaspadaan untuk warna pakaian, tanggal pembuatan dan menyarankan pencucian dan penanganan.
Mereka juga tidak menyediakan hotline untuk manajer A/S.
Hal ini membuat pemerintah kota akan terus menyelidiki keterlambatan pengiriman, penolakan pengembalian uang dan selanjutnya.
Selain itu mereka juga akan mempertimbangkan tindakan hukum termasuk denda.
Menanggapi hal tersebut Big Hit Entertainment mengeluarkan permintaan maaf melalui outlet pers.
"Kami meminta maaf atas ketidaknyamanan yang ditimbulkan kepada konsumen. Setelah peluncuran Weverse Shope pada tahun 2019, kami terus berupaya untuk meningkatkan layanan kami kepada pelanggan," ujarnya.
Mereka mengatakan bahwa mereka bekerja sama secara aktif dengan investigasi dan laporan kota.***