Pelapor Gibran Komentari Cuitan Ferdinand Hutahaean, Ubedilah Badrun: Cara Memahami Agamanya Belum Utuh

13 Januari 2022, 18:23 WIB
Pelapor Gibran Komentari Cuitan Ferdinand Hutahaean, Ubedilah Badrun: Cara Memahami Agamanya Belum Utuh /YouTube Refly Harun dan Instagram @ferdinandhutahaean

ISU BOGOR - Pelapor Gibran, Ubedilah Badrun turut mengomentari Ferdinand Hutahaean yang ditahan kasus ujaran kebencian bernuansa SARA.

"Saya melihat bahwa bung Ferdinand ini cara memahami agamanya belum utuh sebetulnya," kata Ubedilah Badrun di Channel YouTube Refly Harun yang dikutip Kamis 13 Januari 2022.

Dikarenakan belum utuh, kata Ubedilah Badrun, sebaiknya tidak membuat narasi-narasi yang menimbulkan persoalan di publik.

Baca Juga: Ubedilah Badrun Pelapor Gibran Terima Banyak Ancaman, Rocky Gerung Sebut Akan Terbuka Nanti

"Apalagi argumennya tidak kuat, misalnya mungkin Bung Ferdinand tidak memahami satu narasi Al Quran, firman Allah.

"Ada yang mungkin Prof Wahab bisa jelaskan saya pernah belajar Islam, Intasurullah Yansurukum, jika engkau menolong Agama Allah, maka Allah akan menolongmu," kata Ubedilah Badrun.

Menurut Ubedilah Badrun, di kalimat Allah menolong itu sesungguhnya bukan berarti menolong Allah secara subjektif.

Baca Juga: Usai Laporkan Gibran dan Kaesang ke KPK, Ubedilah Badrun Dapat Banyak Ancaman Lewat Pesan WhatsApp

"Tapi menolong bagaimana agama Allah yang menyebarkan kebaikan, menyebarkan moderasi, menyebarkan toleransi," kata Ubedilah Badrun.

Menurut Ubedilah Badrun, agama ini kan damai dan itu sangat jelas.

"Jadi bukan berarti pembelaan pada subjek Tuhannya, tetapi pembelaan pada ajaran-ajaran Tuhan itu sendiri," tutur Ubedilah Badrun.

Baca Juga: Rocky Gerung Ungkap 'Kepentingan' Ubedilah Badrun Laporkan Gibran dan Kaesang ke KPK: Dia...

Maka dari itu, mungkin diduga pemahaman Ferdinand Hutahaean yang belum utuh soal agama dari seorang mualaf, kata Ubedilah Badrun, itu yang menyebabkan narasi beliau bercampur aduk dengan unsur subjektifnya.

"Secara emosional, sehingga ditafsirkan oleh publik sebagai sebuah serangan, penghinaan dan itu memang narasinya sangat sensitif," papar Ubedilah Badrun.***

Editor: Iyud Walhadi

Tags

Terkini

Terpopuler