Gibran Bantah Luhut soal Data Kematian COVID-19 Solo Tinggi, Refly Harun: Pemimpin Belum Matang Ya Susah

1 Agustus 2021, 20:33 WIB
Kolase foto Gibran Rakabuming Raka (kiri) dan Refly Harun /instagram @selvi_gibran @seputar_jokowi

ISU BOGOR - Ahli Hukum Tata Negara, Refly Harun, menilai soal angka kematian COVID-19 yang disampaikan Kordinator PPKM Pulau Jawa dan Bali Luhut Binsar Pandjaitan seharusnya tidak perlu dibantah oleh Wali Kota Solo Gibran Rakabuming Raka.

Sebab, kata Refly Harun, apa yang disampaikan Luhut adalah sebuah data dan fakta kasus kematian COVID-19 di Kota Solo memang tinggi, sehingga harusnya tidak perlu diperdebatkan.

"Dan tidak perlu juga bantah, tapi susahnya memang kalau pemimpin belum matang ya susah ya," ungkapnya dalam channel YouTube Refly Harun, Minggu 1 Agustus 2021.

Baca Juga: Politisi Demokrat Bela Luhut Lawan Gibran soal Kematian COVID-19 Solo Tinggi, Refly Harun: Tumben-tumbennya

Lebih lanjut, Refly Harun menyebut perseteruan antara Luhut dan Gibran ini tidak perlu terjadi karena memang itu adalah data dan fakta.

"Harusnya ya, tinggal dikemukakan bahwa yang meninggal 914 orang, dari 914 orang itu yang ber KTP sekian orang, yang non Solo sekian kan begitu," ungkap Refly.

Sebelummnya politisi Demokrat Rachlan Nashidik juga ikut angkat bicara soal perdebatan Luhut dan Gibran.

Baca Juga: Orang yang Pernah Terinfeksi COVID-19 Dapat Mengalami Kerontokan Rambut Berbulan-berbulan, Ini Penjelasannya

Rachland Nashidik mengaku untuk kali ini mendukung Luhut. Sebab, kata Rachland pandemi Covid-19 ini memang harus melihat keadaan.

"Kali ini saya bela Pak Luhut. Pak Wali, ini pandemi. Dan kematian tidak memilih tempat," ujar Rachland Sabtu 31 Juli 2021 dikutip IsuBogor.com dalam akun Twitter @RachlandNashidik.

Rachland juga bertanya jika pasien yang meninggal bukan berasal dari Solo apakah tidak mendapatkan perawatan di Solo.

Baca Juga: Demonstran Desak Perdana Menteri Thailand Mundur di Tengah Lonjakan Kasus COVID-19

"Lalu kenapa bila korban berasal dari kota lain? Dia tak berhak dapat perawatan di Solo?" ujarnya.

"Kematiannya tidak diakui dan tidak dicatat sebagai korban? Nyawa rakyat kok dipake bahan pokrol," sambungnya.

Sebelumnya, Luhut menjelaskan angka kematian akibat Covid-19 di Solo cukup tinggi.

Baca Juga: Tagar 'South Korea Racist' Puncaki Trending, Bak Senjata Makan Tuan

Sebagai Wali Kota Solo, Gibran Rakabuming Raka membantah data angka kematian akibat Covid-19 yang disampaikan Luhut.

Meski demikian, Gibran mengakui angka kematian akibat Covid-19 di Solo memang tinggi, namun yang meninggal itu bukan hanya dari Solo saja.

Sehingga, putra Presiden Joko Widodo ini menegaskan jika data yang diperoleh oleh Luhut adalah tidak benar.

Berdasarkan data Covid-19 Solo hingga Sabtu 31 Juli 2021, angka kemartian akibat Covid-19 di Solo tercatat sebanyak 914 orang meninggal dunia.***

Editor: Iyud Walhadi

Tags

Terkini

Terpopuler