Air PDAM Bogor Mati Setiap Pagi dan Sore, Ribuan Pelanggan Zona 7 Rame-rame Hujat Perumda Tirta Pakuan

- 23 Maret 2022, 22:34 WIB
Air PDAM Bogor Mati Setiap Pagi dan Sore, Ribuan Pelanggan Zona 7 Rame-rame Hujat Perumda Tirta Pakuan
Air PDAM Bogor Mati Setiap Pagi dan Sore, Ribuan Pelanggan Zona 7 Rame-rame Hujat Perumda Tirta Pakuan /Foto kolase air keruh di zona 7 (kiri) dan logo instagram @perumdatirtapakuan

ISU BOGOR - Air PDAM Bogor mati setiap hari pada pagi dan sore. PDAM yang kini bernama Perumda Tirta Pakuan melalui akun media sosialnya tidak banyak beri penjelasan alasan pemadaman air itu.

Bahkan, hampir setiap hari ribuan pelanggan dari zona 7 yang airnya di pasok dari Water Treatment Plant (WTP) Katulampa teriak krisis air bersih.

Mereka rame-rame menghujat pihak Perumda Tirta Pakuan karena layanan air PDAM Bogor dalam beberapa bulan terakhir selalu terganggu.

 
Tangkapan layar keluhan pelanggan PDAM Perumda Tirta Pakuan
Tangkapan layar keluhan pelanggan PDAM Perumda Tirta Pakuan Instagram @perumdatirtapakuan

Warga mengeluh karena pemadaman dilakukan saat-saat warga hendak butuh air, baik saat pagi hari untuk berangkat kerja dan sekolah dan sore hari saat warga hendak beribadah.

Yudi Haryudi warga Kampung Bantarkemang Atas, RT 01/11, Kelurahan Katulampa, Bogor Timur Kota Bogor mengeluhkan pelayanan air PDAM mati setiap hari, khususnya di pagi dan sore hari.

"Nyala lagi malam pas jam 22.15 WIB, itu pun airnya netes dan sangat keruh. Di bawah bak penampungan air penuh dengan lumpur," kata Yudi kepada Isu Bogor, Rabu 23 Maret 2022.

Tangkapan layar keluhan pelanggan PDAM Perumda Tirta Pakuan
Tangkapan layar keluhan pelanggan PDAM Perumda Tirta Pakuan Instagram @perumdatirtapakuan

Pihaknya menyayangkan lamban dan nyaris tak ada solusi yang ditawarkan pihak Perumda Tirta Pakuan Kota Bogor, padahal dirinya selalu tepat waktu dalam membayar air setiap bulannya.

"Bayar hampir setiap bulan selalu tinggi dan kita bayarnya selalu tepat waktu. Tapi pelayanan buruk gini," ungkapnya.

Tak hanya itu, ia juga mempertanyakan janji direksi Perumda Tirta Pakuan yang menjamin bahwa keberadaan WTP Katulampa yang baru itu akan menjadi solusi krisis air di Kota Bogor, khususnya pelanggan di zona 7.

 
"Tapi faktanya WTP yang dibangun miliaran itu tetap tidak bisa menjadi solusi, yang ada malah diduga jadi ladang korupsi baru," ketusnya.
 
Kekesalan serupa disampaikan pelanggan PDAM lainnya di akun Instagram Perumda Tirta Pakuan Kota Bogor. Ribuan pelanggan rame-rame menghujat perusahaan plat merah milik Pemkot Bogor itu.
 
"Gimana caranya klo stiap magrib air ga mati, pdhl org2 mau wudhu," kata @marna_putriyunus.
 

"Malam ini zona 7 Griya Bogor Raya jg mati lagi airnya tanpa ada info udh 4hari , kmrn di reply srh dm id pelanggan tapi hanya menjelaskan mslhnya, udh tau mslhnya hrsnya udh tau jg antisipasi kepada pelanggannya yg terdampak mati air tanpa info," ungkap @widyacasterina.

"Tika,tolong ya zona 7 jgn mati air terus tiap hari.matinya cepet ,nyalanya lamaaa bgt.dr sore sampe besok siang baru mengalir .yg bener aja.bukan soal nampung air atau gk ya.itu air bersih kan hak semua masyarakat,susah banget klo mati air TIAP HARI dan alasan reservoir katulampa rendah????tiap hari rendah gt?keruh terus???cb pikirin solusi donk biar gk keruh gimana.masa sampe keruh jd alasan," tulis @louiseamanda09

"Knp skrng air yg kluar dr keran pdam slalu kotor, apa iya pdam tdk punya peralatan canggih utk membuat air yg disalurkan kpd seluruh pelanggan menjadi bersih??? Lalu yg biasanya air mati di sore, skrng sdh mulai mati dari siang, bgmn ini dng pdam, knp tdk bs dilakukan antisipasi thd hal2 ini???," tulis @boni_adp10.

Sementara itu, pihak Perumda Tirta Pakuan Kota Bogor saat dikonfirmasi terkait keluhan pelanggan itu, jawabannya selalu sama dan klasik.

"Selamat malam kak, Mohon maaf atas ketidaknyamanannya kak, Karena tingginya kekeruhan di air baku Katulampa menyebabkan produksi air bersih terganggu Petugas sedang berupaya untuk mengoptimalkan pengaliran, Mohon menunggu ya kak, Terimakasih," jawab admin Instagram @perumdatirtapakuan.***



Editor: Iyud Walhadi


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah