Peristiwa terakhir, korban mendapat pukulan di bagian kepala. Hingga pelipis kepalanya robek pada 8 Maret 2021. Sebelumnya, korban yang pelajar SMP juga mendapat pukulan kunci inggris di bagian kepala.
"Itu gara-garanya lupa tutup pintu pagar," kata Achmad.
Anak juga pernah mendapatkan pukulan obeng, hingga dipukul bagian pahanya dengan palu lantaran diminta beli nasi goreng tidak pedas malah dipesan pedas.
Anak ketiga berusia 13 tahun, seorang perempuan juga kerap mendapatkan kekerasan dari Achmad.
Kata dia, sejak kelas 3 SD atau berusia 9 tahun sang anak sudah dipaksa untuk mengerjakan pekerjaan rumah seperti memasak, mengepel, menyetrika dan ketika salah langsung dimarahi.
Baca Juga: Penembakan di Supermarket Boulder Colorado: 10 orang Tewas, Termasuk Petugas Polisi
Perlakuan kekerasan tidak hanya kepada anak tirinya saja, demikian juga anak kandungnya yang baru berusia 3 tahun. "Saya sentil kupingnya, kalo dia tidak nurut mau salat," kata Achmad.
Sementara, Wakapolresta Bogor AKBP Arsal Sahban menuturkan, kekerasan ayah kepada empat anaknya ini dipicu hal-hal kecil dan biasa dilakukan anak-anak. Misal, lupa menutup pagar atau pesannya tidak dipenuhi.
Setiap hari, tersangka ini kerap di rumah. Sedangkan sang istri SH bekerja. "Yang bekerja ini istrinya, sehingga tidak terpantau sang istri ketika kejadian kekerasan," kata Arsal.