Network
ISU BOGOR – Selama satu tahun mengatasi Covid-19 Kota Bogor, Rp500 miliar atau setengah triliun anggaran Kota Bogor yang terserap untuk penanganan pandemi. Pemerintah Kota (Pemkot) terus melakukan menekan penyebaran untuk menekan penyebaran virus.
Hal itu dikatakan Wakil Wali Kota Bogor Dedie A Rachim di Balai Kota Bogor, Kamis 4 Maret 2021. Kata dia, dalam satu tahun penanganan Covid-19 di Kota Bogor sejak tahun lalu, pemkot terus menekan penyebaran penularan virus.
Dedie yang juga selama bulan-bulan pertama menjabat Ketua Satgas, menggantikan Bima Arya yang positif menilai, situasi kedaruratan Maret lalu dengan saat ini berbeda. Saat itu, fasilitas penanganan dari sisi tenaga medis, alat medis, hingga fasilitas medis masih sangat minim.
Baca Juga: Temukan Motor Hilang di Polres Bogor, Korban Curanmor: Alhamdulillah Masih Rezeki
“Kita semua kaget, missal dulu kita hanya punya 7 alat ventilator (alat bantu pernafasan), saat ini RSUD punya 60 unit. Tenaga nakes juga demikian. Kita terus akselerasi penambahan,” paparnya.
Kebijakan pun tidak mudah, dari sisi anggaran perubahan atau refoksing yang dulunya tersentral mulai dilimpahkan ke setiap dinas untuk akselerasi percepatan penanganan sesuai instruksi pusat.
Dari sisi kebijakan lokal, Pemkot mulai pembatasan sosial mikro. Dimana yang semula pembatasan skala wilayah, mulai dikenalkan skala mikro atau pembatasan tingkat RT/RW sejak tahun lalu. Terbaru, berlakunya sistem ganjil genap. Kata Dedie, tujuan agar menekan penyebaran Covid-19.
Baca Juga: Polres Bogor Ringkus Puluhan Bandit Curanmor, 124 Motor Diamankan
