UPDATE : 8.000 Kasus Corona di Kota Bogor, Hari Ini Bertambah 141

28 Januari 2021, 18:41 WIB
Suasana Tugu Kujang Kota Bogor sepi di malam pergantian tahun, Jumat 1 Januari 2021 dini hari /Chris Dale /Isu Bogor

ISU BOGOR - Kasus Corona virus atau Covid-19 di Kota Bogor melewati 8.000 kasus sejak awal pandemi Maret 2020. Hari ini, Kota Bogor juga mencatat rekor harian tertinggi dengan 141 kasus. Berdasarkan data laporan harian Satgas Covid-19 Kota Bogor, Kamis 28 Januari sore terjadi penambahan 141 kasus baru, 82 kasus sembuh, dan nol kasus positif meninggal.

Dengan penambahan itu, angka akumulatif corona di Kota Bogor pada masa pandemi ini mencapai 8.039 kasus. Dengan rincian masih dalam perawatan 1.421 kasus, pasien positif sembuh 6.465 kasus dan meninggal dunia sebanyak 153 pasien.

Jumlah peningkatan kasus di Kota Bogor cukup signifikan dalam bulan Januari, mulai rata-rata harian 80 kasus pada awal Januari, 90 kasus pada pekan kedua, dan akhir Januari angkanya mencapai 100 kasus per hari.

Baca Juga: Bima Arya Jawab Keinginan Jakarta, Perlu Ada Sistem Rujukan yang Baik di Jabodetabek

Baca Juga: Atasi Kelangkaan Tempat Tidur Pasien Covid-19, Ini Penjelasan Bima Arya

Wali Kota Bogor Bima Arya menyebut, Satgas Kota Bogor memprediksi hingga akhir 2021 nanti Kota Bogor akan mencatatkan 11.000 kasus positif akumulasi. Sehingga diperlukan langkah-langkah untuk mengantisipasi skenario terburuk terjadi.

“Kami sudah punya angka-angkanya berdasarkan rekomendasi dari epidemiolog. Di Akhir tahun akan ada 11.000 kasus positif akumulasi di Kota Bogor. 20 persen dari itu memerlukan perawatan di ICU."

"Ini sudah kita hitung dari sekarang, nambah di RS mana saja. Jadi setiap RS itu kita cek maksimal nambah berapa sampai Desember. Kalau RS sudah mentok kapasitasnya, baru kita buat di mana lagi untuk menambah ICU tadi,” beber Bima.

Labih jauh, Bima Arya mengatakan perlu adanya sistem rujukan untuk mengatasi kelangkaan keterisian tempat tidur akibat tingginya kasus Covid-19 di Jabodetabek.

Baca Juga: Sepanjang 2020 Ada 43 Bayi dan 81 Ibu Positif Covid-19, Bima Arya Tinjau RSKIA Sawojajar

Baca Juga: Bima Arya : Mobilitas Warga Penyebab Utama Kasus Positif Covid Melonjak

Kata dia, salah satunya aplikasi sistem rujukan. Jadi warga itu bisa tahu yang kosong di mana. Datanya harus selalu diupdate. “Saya itu sering ditelpon warga Jakarta, kawan-kawan atau saudara. Mereka bilang Jakarta penuh (ruang isolasi/ICU), Bogor bagaimana,” tuturnya.

Menurut Bima, di Kota Bogor sudah membangun sistem rujukan itu. Tapi harus ditingkatkan lagi  sehingga warga bisa meng-update secara realtime. “Saya pikir kalau di Jabodetabek ada sistem itu kan bagus bisa menolong warga. Tapi tantangannya memang bagaimana supaya data itu update. Kalau kosong ya kosong, kalau isi ya terisi. Semuanya harus diperbaharui oleh fasilitas kesehatan,” jelas Bima.

Pemkot Bogor, kata Bima, terus berikhtiar untuk menekan bed occupancy ratio (BOR) yang angkanya sempat melebihi 80 persen. “Kita sudah mengoperasikan RS Lapangan, lalu meminta seluruh rumah sakit rujukan menambah ruang isolasi dan ICU. Tapi kita tidak berhenti di sini.

"Kita juga masih mempersiapkan tempat isolasi untuk OTG. Ada hotel yang sekarang dalam proses percepatan untuk bisa digunakan sebagai tempat isolasi OTG,” katanya.

“Kalau dua minggu lalu angkanya di atas 80 persen. Per hari ini BOR kita ada di angka sekitar 70 persen. Memang masih di atas ambang batas, tetapi saya melihat ada progres di sini."

"Rutin kami koordinasi dengan pimpinan RS untuk memastikan usaha-usaha mereka untuk menambah ruang isolasi dan ICU tadi,” terangnya. ***

Editor: Chris Dale

Tags

Terkini

Terpopuler