Patahan Megathrust Mentawai Picu Gempa Bumi Magnitudo 8,9 di Padang, Disusul Tsunami 10 Meter

- 14 November 2020, 21:15 WIB
Ilustrasi Tsunami
Ilustrasi Tsunami /PIXABAY/KELLEPICS

ISU BOGOR - Potensi gempa bumi bermagnitudo 8,9 di Padang, Sumatera Barat akan menimbulkan tsunami setinggi sekitar 6 meter hingga 10 meter.

Potensi gempa tersebut timbul bila terjadi patahan megathrust Mentawai.

Kepala Bidang Pencegahan dan Kesiapsiagaan (PK) BPBD Sumbar Syahrazad Jamil menambahkan bila terjadi, gelombang tsunami di Kota Padang akan setinggi 6 hingga 10 meter.

"20 sampai 30 menit kemudian disusul gelombang tsunami di Kota Padang setinggi enam hingga 10 meter dengan jarak dua hingga lima kilometer," katanya, saat diskusi virtual terkait upaya pengurangan risiko bencana tsunami di Provinsi Sumbar seperti dilansir Antara, Jumat 13 November 2020.

Baca Juga: Gempa 6,0 Magnitudo di Sumbar, BMKG Sebut Getaran Terasa hingga 10 Kota dan Tak Berpotensi Tsunami

Baca Juga: Gempa 6,3 Magnitudo Guncang Sumbar, BMKG: Tidak Berpotensi Tsunami

Baca Juga: Waspada Gempa 8,9 Magnitudo Dampak Megathrust Mentawai Bisa Timbulkan Tsunami 10 Meter di Padang

Jumlah total penduduk yang terdampak dari bencana tsunami tersebut diprediksi setidaknya ada 1,3 juta orang.

Jika menggunakan skenario terburuk, diperkirakan 39.321 jiwa meninggal dunia, 52.367 hilang dan 103.225 mengalami luka-luka.

"Pelabuhan Teluk Bayur dan Bandara Minangkabau hancur, itu prediksi para ahli," katanya.

Sebagaimana diberitakan Jurnalgaya.com dalam artikel, "Kota Padang Terancam Diterjang Gempa 8,9 Magnitudo Disusul Tsunami 10 meter Sejauh 5 kilometer",  disebutkan, Pulau Sumatera sudah mengalami beberapa kali bencana tsunami. Khusus di Sumbartsunami terjadi di Kepulauan Mentawai pada 25 Oktober 2010 dengan menelan korban jiwa hingga 408 orang.

Untuk mewaspadai kemungkinan terburuk tersebut, Provinsi Sumbar melakukan berbagai upaya, di antaranya membangun kemitraan dan koordinasi bersama Non Governmnet Organization (NGO) nasional maupun internasional termasuk Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM).

Pemerintah Sumbar, lanjut dia, juga bekerja sama dalam pembentukan Forum Pengurangan Risiko Bencana (FPRB) dan kelompok siaga bencana hingga tingkat desa atau kelurahan.

Selanjutnya, kerja sama dengan TNI dan Polri terus diperkuat dalam hal penanggulangan bencana termasuk dengan perguruan tinggi negeri maupun swasta di provinsi tersebut.

Tidak hanya itu, program dan kegiatan pengurangan risiko bencana juga terus dikuatkan dengan membentuk satuan pendidikan aman bencana, kelompok siaga bencana, latihan evakuasi mandiri dan pembangunan sarana mitigasi serta evakuasi berupa shelter, peta jalur evakuasi, dan peringatan dini.

"Bantuan shelter yang kita bangun memberikan rasa aman bagi masyarakat. Apalagi, sejak kejadian gempa 2009 sudah menjamur bangunan seperti hotel yang memberikan rasa aman," katanya.***(Muhammad Rasya/Jurnalgaya.com)

Editor: Yudhi Maulana Aditama

Sumber: Jurnal Gaya


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x