Ribuan Orang Bakal Kepung Kedubes Prancis di Jakarta Senin 2 November 2020, Polisi Mulai Antisipasi

- 30 Oktober 2020, 17:07 WIB
Ilustrasi massa aksi dari FPI, GNPF Ulama, dan PA 212.
Ilustrasi massa aksi dari FPI, GNPF Ulama, dan PA 212. /Galamedia

"Ada kenyataan itu, nggak bisa dipungkiri. Kalau orang tersinggung, itu karena soal identitas, tapi tidak bisa mengingkari kenyataan memang ada krisis," katanya.

 Majalah Charlie Hebdo Hina Nabi Muhammad, PBB Turun Tangan Minta Presiden Prancis Tidak Hina Simbol Agama */
Majalah Charlie Hebdo Hina Nabi Muhammad, PBB Turun Tangan Minta Presiden Prancis Tidak Hina Simbol Agama */

Namun, Gus Yahya mengatakan bahwa krisis tersebut bukan hanya menyangkut umat Islam, tapi dunia secara umum.

Baca Juga: Islam Terus Diprovokasi Presiden Prancis, Erdogan: Periksa Mental Emmanuel Macron

"Dunia ini sedang bingung. Kita  ini berada di persimpangan jalan, berada di dunia ini, peradaban dunia ini mau ke mana. Dan kita belum menemukan pondasi konsensus untuk peradaban masa depan yang kita inginkan bersama," tuturnya. 

Menurutnya, jika kita harus berintegrasi dengan idealisme Prancis yang menganut paham sekularisme ekstrem, hal itu merupakan sesuatu yang tidak mungkin.

"Bukan hanya umat Islam yang keberatan, umat Kristen, umat Yahudi juga keberatan untuk menjadi sekularisme ekstrem seperti Prancis".

"Maka kaum sekuler juga harus mau berdialog, bukan hanya kaum beragama saja. Nah ini sesuatu yang harus kita pikirkan dengan kontemplasi yang dalam dan dengan dialog yang benar," tuturnya.

Baca Juga: Boikot Produk Tak Efektif, Ekonom Eropa Bocorkan Jenis Barang Ini yang Bisa 'Lumpuhkan' Prancis

Terkait rencana aksi unjukrasa di Jakarta, Gus Yahya mengatakan bahwa Indonesia harus hati-hati dengan orang-orang yang memperalat agama dan memperalat itu ini untuk kepentingan politik eksklusif.

Halaman:

Editor: Iyud Walhadi


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x