Ada kebutuhan untuk "membebaskan Islam di Prancis dari pengaruh asing", lanjut presiden itu sambil menguraikan rencana untuk mengakhiri sistem yang memungkinkan para Imam untuk berlatih di luar negeri, mengurangi homeschooling, dan mengendalikan dana keagamaan.
Langkah-langkah tersebut, disertai dengan perbaikan layanan pendidikan, budaya dan olahraga, akan menjadi bagian dari rancangan undang-undang tentang "sekularitas dan kebebasan", yang diharapkan pada bulan Desember.
Ada kebutuhan untuk membangun "Islam des Lumières" (Islam Terang)" kata Macron.
Emmanuel Macron mempresentasikan rencana melawan 'separatisme Islam'.
Baca Juga: Hacker Serang Puluhan Situs Komersial Prancis, Buntut Presiden Macron Bela Penghina Islam
Macron juga mengakui bahwa Prancis telah mengecewakan komunitas imigrannya, menciptakan "separatisme kami sendiri" dengan ghetto "kesengsaraan dan kesusahan" di mana orang-orang disatukan menurut asal-usul dan latar belakang sosial mereka.
"Dengan demikian, kami telah menciptakan distrik-distrik di mana janji Republik tidak lagi ditepati, dan distrik-distrik di mana daya tarik pesan-pesan ini, di mana bentuk-bentuk paling radikal ini menjadi sumber harapan," tambahnya.
Pidato tersebuut yang disampaikan seminggu setelah penikaman di Paris di luar bekas markas majalah satir Charlie Hebdo yang memajang karikatur Nabi Muhammad SAW.