Boikot Produk Prancis Kian Meluas Setelah Presiden Emmanuel Macron Terus Menghujat Agama Islam

- 26 Oktober 2020, 17:22 WIB
Banyak negara-negara Arab memutuskan melakukan boikot terhadap produk Prancis karena pernyataan Emmanuel Macron soal Islam
Banyak negara-negara Arab memutuskan melakukan boikot terhadap produk Prancis karena pernyataan Emmanuel Macron soal Islam /Twitter.com/@a_alowaihan1

Baca Juga: Presiden Prancis Menuduh Islam Sumber Terorisme, Paul Pogba Mundur dari Timnas Prancis

Koperasi, beberapa ukuran hypermarket, membawa bahan pokok yang disubsidi pemerintah dan merupakan bagian besar dari ritel di Kuwait. Impor Kuwait dari Prancis mencapai 255 juta dinar pada 2019, menurut biro Statistik Pusat Kuwait.

Menteri luar negeri Kuwait, yang bertemu dengan duta besar Prancis pada hari Minggu, mengutuk pembunuhan 16 Oktober itu sebagai kejahatan yang menghebohkan, tetapi menekankan perlunya menghindari penghinaan terhadap agama dalam pernyataan resmi dan politik yang "mengobarkan kebencian, permusuhan dan rasisme", kementerian mentweet.

Baca Juga: Nabi Muhammad SAW Dihina Dalam Lagunya, Penyanyi Nigeria Ini Dijatuhi Hukuman Mati

Perdana Menteri Pakistan Imran Khan juga mengatakan pada hari Minggu bahwa Presiden Emmanuel Macron telah "menyerang Islam" dengan mendorong penayangan kartun tersebut.

Macron mengatakan di Twitter Prancis menghormati semua perbedaan dalam semangat perdamaian, tetapi tidak menerima pidato kebencian dan membela perdebatan yang masuk akal. "Kami tidak akan menyerah," kata Macron.

Prancis menarik duta besarnya untuk Turki pada hari Sabtu setelah Presiden Turki Tayyip Erdogan mengatakan Macron, yang bulan ini menyatakan perang terhadap "separatisme Islam", membutuhkan bantuan mental atas sikapnya terhadap Muslim.

Baca Juga: Banyak Desakan Rocky Gerung Dipenjara, Refly Harun Berkisah Nabi Muhammad SAW dan Bahaya Demokrasi

Pemenggalan, di mana penyerang ditembak mati, menggemakan serangan Islamis pada tahun 2015 di kantor majalah satir Charlie Hebdo setelah kartun itu diterbitkan ulang.

Setelah sebuah koran Denmark pertama kali menerbitkan kartun tersebut pada tahun 2005, protes dan boikot terhadap barang-barang Denmark melanda dunia Islam.***

Halaman:

Editor: Iyud Walhadi

Sumber: Reuters


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x