Pengamat : Efek Indonesia Resesi, Waspadai Gelombang PHK Masal

- 23 September 2020, 21:22 WIB
Buruh pabrik tekstile. Foto: Ist
Buruh pabrik tekstile. Foto: Ist /

ISU BOGOR - Masuknya RI pada zona resesi tentunya berdampak bagi perekonomian yang secara tidak langsung juga kepada masyarakat.

Apalagi kasus penyebaran Covid-19 terus naik hingga saat ini.

Beberapa ekonom pun melihat dampak yang terjadi akibat resesi ini sangat signifikan, mulai dari pengangguran yang meningkat karena terjadi PHK massal hingga inflasi yang rendah karena hilangnya daya beli masyarakat.

Baca Juga: Kabar Gembira, Arab Saudi Izinkan Kembali Umrah Dalam dan Luar Negeri

Ekonom Institute for Development of Economics and Finance (Indef), Bhima Yudhistira mengatakan, dengan masuknya RI ke zona resesi maka sudah dipastikan pengangguran akan bertambah lebih banyak.

Hal ini bukan tanpa sebab, karena saat terjadi resesi artinya perekonomian kembali terkontraksi sehingga kemampuan industri untuk berproduksi masih tertahan akibat pandemi Covid-19 ini.

Apalagi, penerapan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) jilid II dilakukan yang membuat aktivitas perekonomian belum bisa berjalan baik, dan banyak perusahaan yang tak mampu membayar karyawannya sehingga PHK adalah jalan keluar.

Baca Juga: Penerimaan Pajak Kurang, Belanja Pemerintah Banyak, Hingga Agustus Indonesia Defisit Rp500 Trilun

Bhima merinci, gelombang PHK pertama terjadi pada waktu PSBB pertama, di mana sektor pariwisata, perhotelan, dan restoran terdampak.

Kemudian, di Gelombang PHK kedua menyapu sektor industri manufaktur dan retail pada pertengahan Juni-Juli 2020.

“Nah gelombang ketiga PHK ini akan merata di hampir semua sektor, termasuk perdagangan, transportasi, dan bisnis properti,” jelas Bhima dalam keterangannya, Rabu 23 September 2020.

Selain adanya gelombang PHK massal, angka kemiskinan juga bisa naik tajam karena masyarakat rentan miskin sedikit persediaan cash-nya.

Baca Juga: Sri Mulyani : Pertumbuhan Ekonomi September Minus, Indonesia Siap-siap Menuju Resesi

Mau di sektor usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) pun, kata Bhima masyarakat akan sulit. Karena perkantoran akan tutup, omzet pasti akan menurun.

“Nah gelombang ketiga PHK ini akan merata di hampir semua sektor, termasuk perdagangan, transportasi, dan bisnis properti,” jelas Bhima

Selain adanya gelombang PHK massal, angka kemiskinan juga bisa naik tajam karena masyarakat rentan miskin sedikit persediaan cash-nya.

Baca Juga: Gelombang 10 Akan Dibuka, Cari Info Pendaftaran Prakerja dari Medsos? Hati-hati Akun Penipuan

Mau di sektor usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) pun, kata Bhima masyarakat akan sulit. Karena perkantoran akan tutup, omzet pasti akan menurun.

Bhima juga menyarankan, realisasi stimulus macet seperti subsidi bunga dialihkan ke bantuan langsung tunai (BLT) penuh, karena masih banyak pekerja informal belum tersentuh bantuan.

“Program Kartu Pra Kerja itu dibongkar total dirubah BLT untuk pengangguran. Jangan dikasih training dulu, ini situasi mendesak pengangguran harus di beri subsidi juga yang jumlahnya bahkan lebih besar dari subsidi upah pekerja formal,” jelas Bhima.***

Editor: Chris Dale


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x