Ali Khamenei Dorong Negara-negara Muslim Putuskan Hubungan dengan Rezim Israel

- 23 Januari 2024, 21:20 WIB
Pemimpin Tertinggi Revolusi Islam Iran, Ayatollah Seyyed Ali Khamenei, mendorong negara-negara Islam untuk mengakhiri hubungan dengan rezim Israel.
Pemimpin Tertinggi Revolusi Islam Iran, Ayatollah Seyyed Ali Khamenei, mendorong negara-negara Islam untuk mengakhiri hubungan dengan rezim Israel. /Foto/IRNA
ISU BOGOR - Pemimpin Tertinggi Revolusi Islam Iran, Ayatollah Seyyed Ali Khamenei, mendorong negara-negara Islam untuk mengakhiri hubungan dengan rezim Israel dan menghentikan bantuan kepada Zionis.

Dalam pertemuan dengan penyelenggara Kongres Nasional untuk Peringatan 24.000 Martir di Tehran pada hari Selasa, Ayatollah Khamenei menyatakan bahwa dalam genggaman pejabat-pejabat negara-negara Islam untuk "memutuskan arteri-arteri vital rezim Zionis."

"Negara-negara Islam harus memutuskan hubungan politik dan ekonomi mereka dengan rezim Zionis dan tidak membantu rezim ini," ujarnya sebagaimana dilansir Kantor Berita Iran IRNA, Selasa, 23 Januari 2024.

Baca Juga: Timur Tengah Memanas, 4 Anggota IRGC Iran Tewas dalam Serangan Israel di Damaskus

Ia mengkritik kinerja pejabat-pejabat negara-negara Islam terkait perang berkelanjutan rezim Zionis di Gaza, mengatakan bahwa beberapa posisi mereka tentang isu ini salah kaprah.

Suatu masalah seperti gencatan senjata di Gaza, lanjutnya, berada di luar kendali mereka dan berada di tangan "musuh Zionis yang jahat."

"Pihak-pihak negara-negara Islam harus bertindak dalam hal-hal yang berada dalam kekuasaan mereka," kata Pemimpin Tertinggi, merujuk pada pemutusan hubungan dengan rezim pendudukan.

Baca Juga: Keberanian Angkatan Laut Iran, Beraksi di Panggung Internasional dan Samudera

"Kemenangan rakyat Gaza pasti, dan Allah Yang Maha Kuasa akan menunjukkan kemenangan ini kepada umat Islam dalam waktu yang tidak terlalu lama lagi, ketika hati-hati umat Muslim, terutama rakyat Palestina dan Gaza, akan penuh dengan kegembiraan," tambahnya.

Rezim Israel melancarkan perang di Gaza pada 7 Oktober, setelah perlawanan Palestina melakukan operasi kejutan ke wilayah pendudukan sebagai balasan atas kekejaman berkelanjutan rezim terhadap rakyat Palestina.

Sejauh ini, lebih dari 25.000 orang, sebagian besar perempuan dan anak-anak, tewas dalam perang berdarah rezim Zionis di Gaza dan banyak lainnya terluka.***

Editor: Iyud Walhadi


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x