Network
Gempa tersebut merusak lebih dari 155.000 bangunan, menurut CCTV, dan menyebabkan penduduk berlarian ke jalan-jalan yang membeku untuk menyelamatkan diri.
Di sebuah desa dekat pusat gempa, wartawan AFP melihat retakan besar menembus dinding luar dan dalam sebuah rumah bata, serta atap sebuah bangunan yang telah ambruk seluruhnya.
"Saya berumur 70 tahun dan saya belum pernah mengalami gempa sekuat ini seumur hidup saya," kata warga Ma Wenchang kepada AFP.
Baca Juga: UNICEF: Gaza Tempat Paling Berbahaya di Dunia Bagi Anak-anak
"Saya tidak bisa tinggal (di rumah ini) lagi karena terlalu berbahaya. Kerabat saya telah dipindahkan ke tempat lain,"
Di lokasi lain, bagian atas masjid roboh miring, dan bangunan lainnya hanya tinggal puing-puing.
Jalanan penuh dengan kendaraan darurat, dan tim AFP melihat truk-truk ditutupi spanduk merah bertuliskan "persediaan bantuan gempa".
Baca Juga: Jalur Puncak akan Ditutup pada Malam Tahun Baru 2024, Ini Jalur Alternatif yang Bisa Digunakan
Saat malam tiba, para relawan bergegas mendirikan tenda di alun-alun kota untuk dijadikan markas tim penyelamat. Dua lusin truk militer diparkir di dekatnya.
"Tugas paling mendesak bagi kami adalah menyiapkan segala sesuatunya secepatnya karena suhu akan mencapai -17 (derajat Celsius) malam ini," kata seorang sukarelawan kepada AFP.
