Hal tersebut disampaikan WHO dalam akun resminya di media sosial X, bahwa timnya memimpin misi kemanusiaan gabungan yang sangat berbahaya bagi lembaga-lembaga internasional yang menuju ke Rumah Sakit Al-Shifa di Gaza.
WHO menegaskan bahwa pihaknya bekerja sama dengan mitranya untuk mengembangkan rencana mendesak untuk segera mengevakuasi pasien, karyawan, dan keluarga mereka yang tersisa.
Baca Juga: 12 Ribu Warga Palestina Tewas Dibantai Penjajah Israel, Mahmoud Abbas Minta Biden Hentikan Genosida
“Masih ada 25 tenaga kesehatan dan 291 pasien di Shifa, dan banyak kematian pasien yang terjadi dalam beberapa hari terakhir akibat penutupan layanan medis," jelas pernyataan WHO yang dikutip, Minggu 19 November 2023.
“Tim kami hanya tinggal selama satu jam di Rumah Sakit Al-Shifa karena situasi keamanan, dan mereka menggambarkannya sebagai zona kematian," tambahnya.
WHO menunjukkan bahwa sebagian besar pasien adalah korban perang, termasuk banyak dari mereka yang menderita luka kritis.
“Kami membuat rencana mendesak untuk segera mengevakuasi pasien, staf, dan keluarga mereka yang tersisa. Kami sangat prihatin dengan keselamatan dan kebutuhan pasien, petugas kesehatan, dan pengungsi internal, yang tinggal di beberapa tempat sisa rumah sakit yang berfungsi sebagian di utara," jelasnya.
Tim tersebut menggambarkan situasi tragis di Al-Shifa, dengan mengatakan koridor dan halaman rumah sakit dipenuhi dengan limbah medis dan padat, yang meningkatkan risiko infeksi.
"Para pasien dan petugas kesehatan yang kami ajak bicara khawatir akan keselamatan dan kesehatan mereka dan diminta untuk mengungsi," bebernya.