“Kedua, sekaligus meluruskan informasi-informasi terkait imunisasi yang tidak tepat. Jadi Ibu Kadinkes Jabar dan Kadinkes di seluruh Kabupaten/ Kota manfaatkan PID untuk meluruskan informasi,” ujarnya.
“Dan yang terakhir adalah luaskan cakupan layanan. Namun jangan lupa kualitas dari layanan kita pun harus baik,” tambahnya.
Setiawan menerangkan, PID lahir ketika Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) menyatakan perlunya dilakukan gerakan imunisasi karena terdapat kurang lebih ada 19,7 juta anak yang tidak terimunisasi secara lengkap, termasuk di Jawa Barat.
Baca Juga: Serius Ingin Tingkatkan Literasi Digital, PRMN Gandeng KNPI Jabar
“Dampak dari pandemi COVID-19, pelaksanaan imunisasi terhambat kurang lebih 14 persen di tahun 2019 ke 2020, dan tahun 2020 ke 2021. Ini menyebabkan terganggunya kesehatan anak-anak di Jawa Barat, Indonesia, bahkan dunia,” papar Setiawan.
Pada kesempatan yang sama, Setiawan bersama Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Barat Nina Susana Dewi dan Direksi PT Biofarma Sri Harsi Teteki meninjau Museum Biofarma.
Museum tersebut menampilkan para direktur Biofarma dari zaman Hindia Belanda hingga orang Indonesia, berbagai macam vaksin dimulai dari masa dan cara pembuatannya.
Baca Juga: PRMN Jalin Kerja Sama dengan KNPI Jabar, Siap Lahirkan Ribuan Kreator Konten
Selain itu diserahkan pula sertifikat wisuda imunisasi rutin lengkap pada anak, salah satunya pada anak bungsu Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil, Arkana Aidan Misbach, serta penyerahan hadiah pemenang Lomba Video Kaleidoskop Imunisasi, Lomba Video kategori Terpilih dan Lomba Kreasi Kader.