"Sekali lagi, saya ingin mendengar Boris Johnson dan Joe Biden memanggil orang-orang di Kremlin, yang mungkin bukan garis keras seperti Putin, untuk menentangnya guna mencegahnya menggunakan nuklir," kata dia.
Dan awal pekan ini, TV pemerintah Rusia merilis sebuah video simulasi serangan nuklir Rusia di tiga ibu kota di Eropa, menyatakan "tidak akan ada yang selamat".
Pembawa acara di program 60 Menit Channel One mengklaim kota-kota London, Paris dan Berlin bisa terkena dalam waktu 200 detik setelah rudal nuklir diluncurkan.
Ketua DPR AS, Nancy Pelosi, berbicara menentang ancaman nuklir Putin pada kunjungan ke Kyiv awal pekan ini.
"Biarkan saya berbicara sendiri. Jangan diganggu oleh pengganggu. Jika mereka membuat ancaman, Anda tidak bisa mundur.
"Kami di sana untuk pertarungan, dan Anda tidak bisa menyerah pada pengganggu," kata dia.
Tetapi Kremlin telah mengesampingkan bahwa mereka akan menggunakan Hari Kemenangan sebagai alasan untuk meningkatkan konflik.
Pada hari Rabu, Moskow menuangkan air dingin pada klaim bahwa Putin berencana secara resmi menyatakan perang melawan Ukraina (masih menyebutnya operasi khusus) dan mendeklarasikan mobilisasi nasional pada 9 Mei.
"Tidak ada kemungkinan itu. Itu omong kosong," kata Juru bicara Kremlin Dmitry Peskov.***