Indonesia Turun Kelas Jadi Negara Berpendapatan Menengah Bawah, Annisa Pohan: Memalukan

- 8 Juli 2021, 10:34 WIB
Ilustrasi Indonesia
Ilustrasi Indonesia /Pexels

"Ini Menko asal nyablag. Wong terus nyungsep ke 3%,, masih jual illusi.Padahal strategi kagak jelas, blu-print kagak punya ! You are part of the problem."

"Omni law aja tidak ada dampak, yg kata situ bermanfaat besar. Situ tuh ngibul," tulis Rizal Ramli di akun twitternya yang merepost klaim Menteri Kordinator Perekonomian Airlangga Hartarto yang bertekad jadi menteri High Income.

Baca Juga: Indonesia Kolaps Jadi Trending Topic Twitter, Dokter Asal Amerika dr Faheem Younus: Diperlukan Tindakan Serius

Seperti diketahui, dikutip dari blog.worldbank.org.id bank Dunia membagi perekonomian dunia ke dalam empat kelompok pendapatan—negara-negara berpenghasilan rendah, menengah-bawah, menengah-atas, dan tinggi.

Klasifikasi diperbarui setiap tahun pada tanggal 1 Juli dan didasarkan pada GNI per kapita dalam USD saat ini (menggunakan nilai tukar metode Atlas) tahun sebelumnya (yaitu tahun 2020 dalam kasus ini).

Kemudian klasifikasi berubah karena dua alasan, pertama di setiap negara, faktor-faktor seperti pertumbuhan ekonomi, inflasi, nilai tukar, dan pertumbuhan penduduk mempengaruhi GNI per kapita.

Baca Juga: Indonesia Kolaps Jadi Trending Topic Twitter, Dokter Asal Amerika dr Faheem Younus: Diperlukan Tindakan Serius

Revisi metode dan data akun nasional juga dapat memiliki pengaruh dalam kasus tertentu. Update data data GNI per kapita tahun 2020 dapat diakses di sini.

Untuk menjaga ambang klasifikasi pendapatan tetap secara riil, mereka disesuaikan setiap tahun untuk inflasi.

Deflator Hak Penarikan Khusus (SDR) digunakan, yang merupakan rata-rata tertimbang dari deflator PDB China, Jepang, Inggris, Amerika Serikat, dan Kawasan Euro.

Halaman:

Editor: Iyud Walhadi


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x