Vaksin Covid-19 AstraZeneca Vs Sinovac, Mana yang Lebih Efektif?

- 22 Juni 2021, 19:27 WIB
Ilustrasi Vaksin Covid-19
Ilustrasi Vaksin Covid-19 /Pexels/SHVETS Production

ISU BOGOR - Vaksin Covid-19 saat ini sedang marak didistribusikan ke seluruh negara yang terdampak virus Covid-19.

Dari sejumlah jenis vaksin, AstraZeneca dan Sinovac lah paling familier digunakan di Indonesia.

Selain metode pengembangan yang berbeda, ternyata kedua vaksin ini memiliki efektivitas dan efek samping yang tak sama.

Baca Juga: Ancam wajib Vaksin Covid-19 atau Dipenjara, Presiden Filipina Jadi Kontroversial, Termasuk Soal Narkoba

Dikutip Isu Bogor dari Healthline dan berbagai sumber, berikut beberapa hal yang membedakan vaksin Covid-19 AstraZeneca dengan Sinovac.

1. Efektivitas

AstraZeneca atau yang disebut juga AZD122 memiliki efektivitas sebesar 76 persen. Vaksin asal Oxford, Inggris ini telah teruji aman digunakan untuk memvaksin para lansia yang usianya di atas 60 tahun.

Sinovac atau CoronaVac memiliki efektivitas 56 hingga 65 persen. Di Indonesia, vaksin asal China ini menyasar masyarakat yang usianya 18 hingga 59 tahun.

Baca Juga: 10 Juta Bulk Vaksin Covid-19 Dosis Sinovac Tiba di Tanah Air

2. Efek samping

AstraZeneca sempat mendapat kontroversi karena adanya laporan efek samping berupa pembekuan darah. Namun, setelah diteliti lebih lanjut, itu hanya efek samping yang langka untuk terjadi.

Beberapa efek samping AstraZeneca yang paling umum terjadi di antaranya pusing, mual, sakit kepala, demam, dan nyeri sendi.

Sinovac memiliki efek samping yang hampir sama dengan AstraZeneca, yakni sakit kepala, demam, nyeri sendi, serta diare.

Baca Juga: Astrazeneca Bantah MUI, Vaksinya Mengandung Bahan Babi

Menurut data percobaan, efek samping dari vaksin AstraZeneca akan bertahan selama satu hari saja, sedangkan Sinovac bisa mencapai dua hari.

3. Metode pengembangan

AstraZeneca dikembangkan dengan platform adenovirus, dengan cara memodifikasi virus yang biasanya menginfeksi simpanse secara genetik.

Hasilnya, virus tersebut akan merespon protein dari virus Covid-19 yang ada dalam tubuh manusia.

Baca Juga: Eks Menkes Siti Fadilah Supari dan Epidemiolog Blak-blakan: Uji Klinis Vaksin Sinovac Ternyata Belum Selesai

Sinovac dikembangkan dengan metode inaktifasi virus atau virus yang dimatikan. Benar, dengan mematikan virus Covid-19 itu sendiri.

Virus Covid-19 yang telah mati tidak mampu lagi bereplikasi, namun proteinnya akan tetap utuh, sehingga bisa menciptakan imunitas di dalam tubuh.

Dari tiga perbedaan di atas, bisa diambil kesimpulan bahwasanya baik AstraZeneca maupun Sinovac memiliki kekurangan dan kelebihannya masing-masing.

Namun, untuk lansia memang lebih disarankan memilih AstraZeneca karena telah teruji bisa menghasilkan respon kekebalan yang kuat pada individu berusia di atas 60 tahun.***

Editor: Iyud Walhadi

Sumber: Healthline


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah