Baca Juga: Viral, Pria Paruh Baya di Jerman Berlari Telanjang Kejar Laptop Dibawa Babi Hutan
"Kita semakin menyadari bahwa kesehatan merupakan hal yang amat penting saat ini. Karena itu kita ingin membangun semua dengan lebih baik untuk mencapai Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (SDG) pada tahun 2030," ungkapnya.
Selain itu, lanjut dia, hutan juga menyediakan pangan sehat. Masyarakat Adat biasanya mengonsumsi makanan dalam jumlah besar yang dipanen di hutan.
"Kita semua juga mengonsumsi makanan yang bersumber dari hutan seperti Nangka, durian, salak, duku, mangga, rambutan, petai, ati hati, dan banyak lagi makanan lain yang berasal dari hutan!," katanya.
Baca Juga: Berkeliaran di Hutan Bogor, Gembong Narkoba Cai Changpan Sangat Meresahkan Warga
Terkait deforestasi, data menyebutkan dunia kehilangan 10 juta hektar hutan setahun - lebih dari setengah luas Sulawesi - dan degradasi lahan mempengaruhi hampir 2 milyar hektar, sebuah wilayah yang lebih luas dari Amerika Selatan.
"Deforestasi dan degradasi hutan menyebabkan meningkatnya gas rumah kaca, dan menyebabkan lebih dari delapan persen tumbuhan hutan dan lima persen hewan hutan berada pada “risiko sangat tinggi” kepunahan," ungkapnya.
Pemerintah Indonesia merilis data terbaru yang menunjukkan bahwa laju deforestasi tahun lalu mencapai titik terendah selama lima tahun terakhir.
Pada tahun 2019, Kementrian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) telah merehabilitasi sekitar 400 ribu hektar hutan dan saat terjadi pandemi KLHK berencana menambah jumlah bibit yang akan ditanam pada tahun 2021.