6 Perguruan Tinggi Indonesia dan Inggris Ini Jalin Kerjasama Riset Varian COVID-19

- 27 Februari 2021, 20:40 WIB
Ilustrasi Perguruan Tinggi.
Ilustrasi Perguruan Tinggi. /PEXELS/ISCA

ISU BOGOR - IPB University, Universitas Gajah Mada dan Institut Teknologi Bandung menjalin kerjasama dengan tiga perguruan tinggi di Inggris dalam program UK-Indonesia Consortium for Interdisciplinary Sciences (UKICIS).

Penandatanganan kerjasama terkait pengembangan riset varian corona virus ini dilakukan secara virtual 25 Februari 2021. Tiga perguruan tinggi dari Inggris yang terlibat dalam kerjasama ini adalah Universitas Warwick, Conventry University dan Universitas Nottingham.

Menteri Riset dan Teknologi/Kepala Badan Riset dan Inovasi Nasional, Prof Bambang PS Brodjonegoro menyampaikan dukungan dan apresiasinya atas jalinan kerjasama yang kuat antara enam perguruan tinggi di Inggris dan Indonesia, serta diaspora Indonesia di Inggris yang tergabung dalam UKICIS.

Baca Juga: Gelapkan Dana Desa Rp900 Juta, Mantan Kades di Bogor Akan Dibui 20 Tahun

“Saya berharap kerjasama penelitian internasional ini tidak hanya memperbaiki riset tetapi juga akan mempromosikan riset yang berasal dari Indonesia," jelasnya.

Kerjasama ini juga merupakan strategi Indonesia untuk menghasilkan inovasi baru. Skema UKICIS sangat unik yang diinisiasi oleh diaspora Indonesia dengan tiga universitas di Inggris. Saya berharap UKICIS dapat berfungsi dan berdampak signifikan,” ujarnya.

Lebih lanjut Prof Bambang menyampaikan bahwa ia banyak belajar dari pengembangan riset di Inggris dan mendapatkan referensi dari UKRI (United Kingdom Research and Innovation).

Baca Juga: Kerumunan Sambut Jokowi di NTT, Pakar Hukum Tata Negara: Bisa Dikenakan Pasal Seperti Rizieq Shihab

Pihaknya berharap kerjasama ini dapat menjadi inspirasi untuk meningkatkan kerjasama bilateral dalam bidang sains dan inovasi.

“Terkait COVID-19, Inggris sudah diakui sebagai negara terbaik dalam surveilance di dunia. Hal tersebut terbukti ketika media massa global menyebutkan ada varian COVID-19, yang disebut B117, yang ditemukan di Inggris," ungkapnya.

Keberadaan varian baru ini membuat penyebaran infeksi lebih cepat di Inggris. Terinspirasi terhadap apa yang telah dilakukan UK, kamipun melakukan hal yang sama untuk menemukan genome survailance asal Indonesia untuk memonitor varian baru COVID-19.

Baca Juga: Tol Bocimi Seksi 2 Cigombong Cibadak Beroperasi Agustus 2021

"Dan kami telah menemukan varian baru di Indonesia yang mirip dengan varian virus asal Inggris, Afrika Selatan dan Brazil. Oleh karena itu, saya berharap kerjasama ini dapat menghasilkan transfer teknologi dari Inggris ke Indonesia,” imbuhnya.

Sementara itu, Rektor IPB University, Prof Arif Satria menyampaikan bahwa bagi IPB University, merupakan sebuah kehormatan dapat terlibat dalam kerjasama penelitian yang terjalin antara kedua negara melalui UK-Indonesia Consortium for Interdisciplinary Sciences (UKICIS).

Konsorsium ini sangat istimewa karena akademisi Diaspora Indonesia di Inggris memainkan peran penting selama pembentukannya. Dan Prof Arif sepakat, melalui peranannya akan dapat membangun ketahanan global terhadap pandemi.

Baca Juga: Ganjil Genap Bogor Hari Ini, 7.900 Kendaraan Diputar Balik

“Saya berharap melalui kerjasama ini ada kontribusi yang signifikan untuk mewujudkan implementasi kebijakan vaksinasi yang membutuhkan jaringan yang kuat dari pemerintah, swasta, akademisi, tenaga kesehatan, dan masyarakat," katanya.

Ia juga menyambut forum UKICIS untuk menjawab dalam mengidentifikasi tantangan yang ditimbulkan oleh varian virus COVID-19 baru terhadap upaya vaksinasi.

"Serta untuk bertukar pikiran tentang cara-cara untuk meningkatkan kesadaran publik tentang pentingnya vaksin dan protokol kesehatan,” ujarnya.

Baca Juga: Nurdin Abdullah Gubernur yang Diusung PDIP Ditangkap KPK, Pengamat: Wagub Bisa Ambil Alih Kebijakan Strategis

Seperti kita ketahui Indonesia dan Inggris saat ini sedang melakukan vaksinasi untuk penduduknya dan tentunya menghadapi berbagai tantangan lokal dan global. Selain itu, para ilmuwan Indonesia juga sedang bekerja sama untuk mengembangkan vaksin dengan menggunakan varian lokal.

“Tentunya kami mendorong UKICIS untuk ikut serta dalam proses pengembangan vaksin ini,” imbuhnya.

Dalam sambutannya Prof Arif juga memperkenalkan tim IPB University yang akan mengawal jalannya kerjasama ini yakni Prof Dodik Ridho Nurrochmat selaku Wakil Rektor bidang Internasionalisasi, Kerja Sama dan Hubungan Alumni, Dr Berry Juliandi, Dekan Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam (FMIPA) dan Prof Iskandar Z Siregar, Direktur Program Internasional IPB University.

Baca Juga: KPK OTT Gubernur Sulsel Nurdin Abdullah, Ini Barang Buktinya

Tampak hadir dan memberikan sambutan adalah Menteri Luar Negeri Inggris untuk Asia, HE Nigel Adams MP, Duta Besar Inggris untuk Indonesia dan Timor Leste, Owen Jenkins, Duta Besar Indonesia untuk Inggirs, Irlandia dan IMO, Desra Percaya, Perwakilan AllUKICIS, Prof Christine Ennew (Universitas Warwick), Prof Reini Wirahadikusumah (ITB), Prof Richard Dashwood (Conventry University), Prof Dame Jessica Corner (Universitas Nottingham) dan Prof Panut Mulyono (UGM).

Nara sumber acara webinar Prof Carole Mundell, Prof Ali Ghufron Mukti, Prof Dame Jessica Corner, Prof Kuwat Triyana, Prof Lawrence Young dan Ines Atmosukarto, PhD.***

Editor: Iyud Walhadi


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah