878 Babi Mati Mendadak, Pemkot Palembang Kirim Sampel Swab ke Balai Veteriner Lampung

4 Juli 2020, 14:53 WIB
SALAH satu peternakan babi di provinsi Hebei utara, Tiongkok.* /Associated Press / Mark Schiefelbein/

ISU BOGOR - Pemkot Palembang melalui Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan tengah menyelidiki kasus 878 ekor babi ternak yang mati mendadak. Pasalnya, kematian ternak babi impor ilegal itu diduga akibat terserang penyakit demam babi Afrika atau Africa Swine Faver (ASF). 

Kepala Seksi Kesehatan Hewan Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan Kota Palembang, drh. Jafrizal mengatakan pihaknya masih menyelidiki kasus kematian mendadak 878 babi ternak di kawasan Talang Buruk, Kecamatan Alang-alang Lebar, Kota Palembang.

Ia menuturkan telah mengirimkan sampel swab ke Balai Veteriner Lampung untuk diuji sambil menyelidiki dugaan 878 ekor babi tersebut masuk secara ilegal. 

Baca Juga: Seru, Slandia Baru Mulai Izinkan syuting Serial 'The Lord of the Rings'

Biasanya dugaan penyakit AF memiliki tanda fisik, menurut Jahrizal, tubuh fisik babi saat mati akan mengalami pendarahan di bagian telinga, bawah kulit, dan kaki. 

Menurut laporan peternak, semula beberapa babi mati pada Maret 2020. Namun peternak menganggapnya hal biasa. Pada akhir Mei 2020, ratusan babi mati mendadak dengan gejala serupa sehingga peternak menginformasikannya kepada pihak terkait.

Akan tetapi, ratusan bangkai babi itu langsung dikubur peternak agar tidak meluas sehingga petugas tidak sempat mengambil sampel langsung. Namun, sampel swab kandang seperti air minum babi dan kotorannya masih dapat diambil untuk diuji.

Baca Juga: Kota Bogor Segera Miliki Pusat Kuliner Sehat dan Bersih di Sempur

Menurut Jafrizal, probabilitas kematian babi yang disebabkan ASF memang terbilang tinggi, tetapi tidak sampai menular ke manusia seperti flu babi (H1N1) dan masyarakat tidak perlu khawatir.

Artikel ini sebelumnya telah tayang di Pikiranrakyat-depok.com dengan judul "Diduga Terserang Demam Babi Afrika, Ratusan Babi di Sumatra Mati Mendadak"

Selain mengirimkan sampel, dia juga menyelidiki asal datangnya babi sebab peternak hanya mengambil dari pengepul dan keterangand dari pengepul belum bisa digali sehingga diduga masuk secara ilegal.

"Kami tanyakan apakah babi-babi itu ada surat izinnya atau tidak, karena kalau ada suratnya pasti Dinas Peternakan Sumsel mengizinkan dan harus lewat rekomendasi kami, tetapi selama ini kami tidak pernah terima rekomendasi untuk masuknya babi itu," kata Jafrizal.

Dia memperkirakan, babi yang mati mendadak itu berasal dari Medan atau Lampung, sebab di dua wilayah tersebut sudah tercatat adanya temuan kematian babi akibat ASF yang jumlahnya lebih besar.*** 

Editor: Iyud Walhadi

Sumber: Pikiran Rakyat

Tags

Terkini

Terpopuler