Maka dari itu, sebagaimana dilansir media pemerintah KCNA, militer Korea Utara telah menanggapinya dengan langkah-langkah yang mensimulasikan serangan pangkalan udara dan pesawat tempur mereka.
Pekan lalu, Korea Utara menguji coba beberapa rudal termasuk kemungkinan rudal balistik antarbenua (ICBM) yang gagal dan ratusan peluru artileri ke laut, saat Korea Selatan dan Amerika Serikat melakukan latihan udara enam hari hingga Sabtu.
Baca Juga: Korea Utara Tembakkan 17 Rudal, Satu Diantaranya Masuk ke Dekat Perairan Korea Selatan
Militer Korea Utara mengatakan latihan "Badai Waspada" adalah "provokasi terbuka yang bertujuan meningkatkan ketegangan dengan sengaja" dan "latihan perang berbahaya dengan sifat agresif yang sangat tinggi."
Tentara Korea Utara mengatakan telah melakukan kegiatan yang mensimulasikan berbagai serangan terhadap pangkalan udara dan pesawat mereka, serta kota besar Korea Selatan, untuk "menghancurkan histeria perang musuh yang gigih".
Ini mengkonfirmasi penembakan dua rudal jelajah "strategis" yang tampaknya berkemampuan nuklir pada 2 November ke arah perairan Ulsan, kota pesisir tenggara yang menampung pembangkit listrik tenaga nuklir dan taman pabrik besar.
Baca Juga: Rusia Kehabisan Amunisi, Pengamat: Iran dan Korea Utara Bantu Moskow
Operasi tersebut juga termasuk peluncuran dua rudal balistik taktis yang sarat dengan hulu ledak dispersi, uji coba hulu ledak fungsional khusus yang melumpuhkan sistem komando operasi musuh, dan serangan mendadak tempur habis-habisan yang melibatkan 500 jet tempur.
Staf Umum Tentara Rakyat Korea Utara (KPA) menuduh Seoul dan Washington menimbulkan konfrontasi yang lebih tidak stabil, dan berjanji untuk melawan latihan mereka dengan langkah-langkah militer praktis yang berkelanjutan, tegas dan luar biasa.
"Semakin gigih gerakan militer provokatif musuh berlanjut, semakin teliti dan tanpa ampun KPA akan melawan mereka," katanya dalam sebuah pernyataan yang dibawa oleh kantor berita resmi KCNA.***