Fenomena Langit 2022 di Indonesia: Beda Hujan Meteor dan Komet yang Selalu Dikaitkan dengan Lintang Kemukus

- 23 Juli 2022, 20:33 WIB
Fenomena langit 2022 di Indonesia berupa hujan meteor dan penampakan komet yang kerap dikaitkan dengan Lintang Kemukus selalu ramai diperbincangkan.
Fenomena langit 2022 di Indonesia berupa hujan meteor dan penampakan komet yang kerap dikaitkan dengan Lintang Kemukus selalu ramai diperbincangkan. /Foto/Ilustrasi/earthsky.org
ISU BOGOR - Fenomena langit 2022 di Indonesia berupa hujan meteor dan penampakan komet yang kerap dikaitkan dengan Lintang Kemukus selalu ramai diperbincangkan.

Perlu diketahui, hujan meteor dikabarkan akan dimulai pada akhir Juli 2022 da itu berlangsung hingga Agustus 2022 mendatang.

Puncak hujan meteor Perseid akan tiba pada tanggal 12 Agustus 2022 mendatang. Namun tahukah Anda, bahwa meteor dan komet merupakan hal yang berbeda.

Baca Juga: Mengenal Hujan Meteor Delta Aquarids, Fenomena Langit 29 Juli 2022 yang Teramati di Indonesia

 
Dikutip dari lamana NASA, tak sedikit warganet yang bertanya kepada Ilmuwan NASA terntang perbedaan meteor, komet dan asteroid.

Apa perbedaan asteroid, komet, dan meteor? Batuan luar angkasa ini masing-masing memiliki atribut uniknya sendiri. Namun selain perbedaan, objek-objek menarik ini semuanya layak untuk dipelajari. Tanyakan saja pada ilmuwan NASA JPL Ryan Park dan dia akan setuju.

"Yah, mereka semua adalah objek planet yang mengorbit Matahari. Asteroid adalah benda kecil berbatu dan jika dilihat dengan teleskop, ia tampak sebagai titik cahaya."

Baca Juga: 29 Juli 2022 Ada Apa? Fenomena Hujan Meteor Delta Aquarids yang Siap Memanjakan Mata

"Sebagian besar asteroid ditemukan di cincin antara orbit Mars dan Jupiter yang disebut sabuk asteroid," kata Llmuwan NASA JPL Ryan Park dikutip dari Channel YouTube NASA, Sabtu 23 Juli 2022.

Ia menjelaskan ada asteroid yang berbentuk bulat, ada yang memanjang, bahkan ada yang memiliki satelit.

"Komet juga mengorbit Matahari, tetapi tidak seperti asteroid, ia terdiri dari es dan debu. Jadi, ketika komet mendekati Matahari, kandungan es dan debunya mulai menguap."

Baca Juga: Hujan Meteor Akhir Juli 2022, Peneliti BRIN Beri Saran Ini untuk Bisa Mengamati Fenomena Langit

Halaman:

Editor: Iyud Walhadi


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x