Temuan penting lainnya dari kedua penelitian adalah bahwa banyak orang yang telah pulih dari COVID-19 yang kemudian menerima vaksin mRNA (seperti vaksin Moderna atau Pfizer-BioNTech) mungkin tidak memerlukan suntikan booster.
Kekebalan pada orang dengan infeksi sebelumnya 'harus' efektif melawan varian virus.
Kedua penelitian tersebut meneliti orang yang terpapar virus corona kira-kira setahun sebelumnya.
Menurut satu studi, yang diterbitkan di Nature, sel-sel kekebalan yang terletak di sumsum tulang kita menyimpan "memori" virus corona dan mampu membuat antibodi pelindung untuk mencegah infeksi ulang.
Studi lain, yang belum ditinjau oleh rekan sejawat, menemukan sel-sel kekebalan ini dapat matang dan menguat selama sekitar satu tahun setelah infeksi.
“Data menunjukkan bahwa kekebalan pada individu yang pulih akan sangat tahan lama dan individu yang sembuh yang menerima vaksin mRNA yang tersedia akan menghasilkan antibodi dan sel B memori yang seharusnya melindungi terhadap varian SARS-CoV-2 yang beredar,” tulis penulis penelitian.
Respon Imun
Menurut Kepala Penyakit Menular Northwell Health, New York, Dr. Miriam Smith mengatakan sistem kekebalan tubuh mencakup sel B, yang merupakan jenis sel darah putih (WBC) yang bertanggung jawab atas kekebalan humoral.
“Mereka berasal dan matang di sumsum tulang, kemudian bermigrasi ke limpa dan kelenjar getah bening,” katanya kepada Healthline yang dikutip Isu Bogor, Minggu 18 Juli 2021.