وَمَن كَانَ مَرِيضًا أَوْ عَلَىٰ سَفَرٍ فَعِدَّةٌ مِّنْ أَيَّامٍ أُخَرَ ي
Artinya:
“Barang siapa dalam kondisi sakit atau dalam perjalanan jauh (dia tidak berpuasa) maka (wajib menggantinya) sebanyak hari yang dia tinggalkan.” (Q.S Al Baqarah [2]: 185)
Baca Juga: Kapan Malam Nisfu Syaban? Berikut Niat dan Doa Puasa Sunnah di Bulan Syaban Maret 2021
Kedua, ibu hamil dan menyusui. Keduanya boleh tidak berpuasa sebagai bentuk keringanan syariat namun harus menggantinya di luar Ramadhan. Jika perempuan hamil dan ibu menyusui tidak berpuasa karena khawatir terhadap dirinya atau khawatir terhadap dirinya beserta anaknya maka dia hanya berkewajiban mengganti puasanya yang tertinggal.
Namun jika keduanya khawatir terhadap keselamatan anaknya saja maka keduanya harus mengganti puasa serta membayar fidyah
Ketiga, orang yang dalam perjalanan atau musafir. Boleh tidak berpuasa bagi orang yang sedang dalam perjalanan jauh dan mengganti di hari lain dengan syarat perjalanannya dengan tujuan baik seperti bersilaturrahmi, berdagang, mencari nafkah dan lain-lain. kebolehan ini tidak berlaku dalam perjalanan dengan tujuan bermaksiat.
Baca Juga: Anjuran Puasa Bulan Syaban, Dijelaskan Banyak Hadist
Adapun Perempuan haid dan nifas tidak boleh melakukan puasa Ramadhan selama masa haid dan nifasnya serta wajib mengganti di hari lain sebanyak yang tertinggal. Berdasarkan hadis yang diriwayatkan Aisyah.
كاَنَ يُصِيْبُنَا ذَلِكَ فَنُؤْمَرٌ بِقَضَاءِ الصَّوْمِ وَلَا نٌؤْمَرُ بِقَضَاءِ الصَّلَاةِ