15 Jajanan Pasar Khas Sunda, Nomor Terakhir Populer Banget

20 Februari 2023, 16:42 WIB
Jajanan pasar khas Sunda merupakan salah satu makanan tradisional yang terkenal karena rasa dan keunikan namanya. Diantaranya gemblong. /YouTube Cooking With Michan
ISU BOGOR - Jajanan pasar khas Sunda merupakan salah satu makanan tradisional yang terkenal karena rasa dan keunikan namanya. Diantaranya gemblong, comro hingga batagor.

Sebagaimana diketahui, Indonesia terkenal dengan makanan tradisional yang tersebar mulai dari Sabang sampai Merauke yang sudah ada sejak turun temurun.

Sama seperti makanan tradisional dari berbagai daerah lainnya, jajanan pasar khas sunda juga sangat bervariasi dan tidak kalah nikmat dengan makanan modern.

Lantas, apa sajakah itu? Berikut daftar 15 jajanan pasar khas sunda yang banyak digemari masyarakat sebagaimana dirangkum dari berbagai sumber:

Baca Juga: 6 Makanan yang Selalu Wajib Ada di Acara Pernikahan, Adakah Favoritmu?

1. Gemblong

Jajanan tradisional yang satu ini terbuat dari tepung beras ketan yang diuleni hingga kalis lalu dibentuk bulat/lonjong. Adonan gemblong yang sudah dibentuk bulat lonjong ini lalu digoreng dan setelah dingin dilapisi dengan gula aren. Teksturnya agak keras dan rasa manisnya cukup legit.

2. Comro

Merupakan singkatan dari oncom di jero (jero artinya ‘dalam’ dalam bahasa sunda). Comro atau combro dibuat dari parutan singkong yang bagian dalamnya diisi dengan sambal omcom yang kemudian digoreng. Bentuknya bulat agak pipih dan rasanya gurih pedas.

3. Misro

Selain comro, dikenal juga misro atau amis di jero (amis artinya manis dalam bahasa sunda). Misro ini mirip dengan comro hanya saja dalamnya diisi dengan gula.

4. Awug

Awug merupakan salah satu jajanan khas Bandung yang terbuat dari tepung beras dan kelapa yang dikukus dengan gula merah. Agak mirip dengan kue putu.
 
Baca Juga: 4 Rekomendasi Makanan Berkuah di Bogor, Cocok Disantap saat Musim Hujan
 
Awug ini biasanya dikukus dalam wadah yang berbentuk kerucut (mirip nasi tumpeng). Rasanya manis legit dan lebih enak bila disantap saat masih hangat.

5. Colenak

Colenak berasal dari singkatan “dicocol enak”. Penganan khas tanah Parahyangan ini terbuat dari peuyeum (tape singkong) yang dibakar.
 
Colenak ini disantap dengan cara dicocolkan pada gula jawa cair yang dicampur dengan serutan kelapa. Kudapan ini diperkenalkan oleh Aki Murdi pada tahun 1930.

6. Cireng

Cireng adalah singkatan dari aci digoreng. Sesuai dengan namanya, cireng terbuat dari tepung aci/tapioka yang diberi bumbu lalu digoreng.
 
Dengan berkembangnya jaman, pengolahan cireng menjadi semakin inovatif, dengan berbagai macam isi, mulai dari keju, daging ayam, sosis, barbeque.
 
Baca Juga: Hujan Terus? Berikut Rekomendasi 4 Makanan Berkuah Terbaik di Bogor

7. Cilok

Selain cireng, cilok atau aci dicolok juga diolah dengan cara tepung aci yang telah dibumbui lalu dibentuk bulat dan direbus.
 
Cilok ini ditusuk-tusuk sehingga mirip sate lalu dimakan dengan bumbu kacang atau saus sambal.

8. Serabi Oncom

Serabi atau surabi adalah penganan yang dibuat dari tepung beras. Jika biasanya surabi disandingkan dengan kuah santan dan gula merah, maka surabi oncom ini diberi topping oncom di bagian atasnya.

9. Bandros

Bandros adalah makanan khas Jawa Barat, tepatnya dari Sukabumi, yang terbuat dari campuran tepung beras, kelapa parut, dan santan. Bentuknya mirip dengan kue pukis karena memang menggunakan cetakan yang serupa.
 
Baca Juga: 3 Toko Oleh-oleh Khas Bogor yang Menjual Berbagai Makanan Legend, Nomor 2 Sudah Sangat Populer

Namun tentu saja rasanya berbeda dengan pukis yang memiliki citarasa manis. Bandros memiliki rasa gurih kelapa/santan. Ada juga bandros manis yang bagian atasnya ditaburi gula putih.

10. Ali Agrem

Bentuknya mirip dengan donat hanya saja ukurannya lebih kecil. Ali agrem merupakan santapan tradisional Jawa Barat yang terbuat dari adonan tepung beras, kelapa sangrai, dan gula merah yang digoreng.

Dinamakan ali agrem karena bentuknya seperti ali atau cincin yang melingkar. Ali agrem ini biasanya disuguhkan pada acara-acara pernikahan. Di tanah betawi, ali agrem ini dikenal dengan nama kue cincin.

11. Wajit Cililin

Wajit adalah penganan yang dibuat dari gula kawung atau gula aren, kelapa, gula putih, beras ketan dan vanili. Semua bahan ini lalu disatukan dan diaduk di dalam wajan hingga masak dengan menggunakan api tungku.

Wajit yang sudah masak lalu dibungkus dengan daun jagung kering lalu dijemur hingga kering. Karena dijemur itulah wajit memiliki tekstur agak kering di bagian luarnya dan lembut bagian dalamnya. Karena kepopulerannya, tak heran bila wajit cililin ini masih senantiasa diproduksi oleh para perajinnya.

12. Leupeut

Nah, yang tidak biasa berbahasa sunda biasanya bakalan salah saat mengucapkan lafal ‘eu’ pada kata leupeut ini.

Leupeut (bukan lepet) adalah penganan yang terbuat dari beras atau ketan yang dibungkus dengan daun pisang atau daun kelapa yang dilipat lalu diikat.

Leupeut ini bisa diisi kacang ataupun oncom. Sekilas, leupeut ini mirip dengan lontong. Rasanya pun mirip. Hal yang membedakan leupeut dengan lontong terutama adalah dari cara membungkusnya.

13. Gurandil

Gurandil dibuat dengan bahan dasar tepung tapioka yang dibentuk menjadi bulatan-bulatan kecil yang diberi pewarna.

Biasanya sih diberi warna hijau atau merah muda sehingga tampilannya menjadi lebih menarik.

Adonan ini lalu dikukus dan disajikan dengan parutan kelapa. Gurandil ini mirip dengan kue tradisional cenil.

14. Putri Noong

Noong dalam bahasa sunda artinya mengintip. Kue putri noong ini dibuat dari bahan dasar singkong dan pisang.

Adonan singkong yang diparut dan diberi pewarna lalu bagian tengahnya diberi buah pisang. Adonan ini lalu dikukus dan setelah matang disajikan dengan kelapa parut.

15. Batagor

Konon batagor ini berawal dari kuliner bakso tahu kukus yang tidak laku terjual, lalu diolah dengan cara digoreng. Nama Batagor sendiri adalah singkatan dari bakso tahu goreng

Sama halnya dengan bakso tahu kukus dan siomay, batagor disajikan dengan bumbu kacang serta kecap dan saus sambal sesuai selera yang menambah citarasa.***

 

Editor: Iyud Walhadi

Tags

Terkini

Terpopuler