Mengenal Trichinellosis, Penyakit Akibat Kebiasaan Mengonsumsi Daging Anjing

12 Januari 2024, 09:40 WIB
Trichinellosis adalah penyakit akibat dari mengonsumsi daging anjing. /Foto: Freepik/

ISU BOGOR - Beberapa waktu lalu, masyarakat Indonesia dihebohkan dengan penyergapan sebuah truk yang mengangkut ratusan anjing untuk diperjualbelikan. Kejadian itu terjadi di Gerbang Tol Kalikangkung, Semarang, pada Sabtu, 6 Januari 2024.

Polisi beserta aktivis hewan mengamankan anjing-anjing yang hendak dibawa ke Solo untuk diperjualbelikan tersebut. Truk kuning itu mengangkut 226 anjing yang diikat dan dimasukkan ke dalam karung.

Berbicara soal perdagangan anjing, hewan mamalia tersebut memang kerap diperjualbelikan untuk kebutuhan kuliner daging anjing di Solo.

Wali Kota Solo Gibran Rakabuming Raka mengatakan bahwa kasus truk yang mengangkut anjing-anjing tersebut akan ditindak lanjut. Ia juga mengatakan bahwa warung-warung yang menjual daging anjing di Solo sudah berkurang.

"Itu kami tindak lanjuti lagi. Yang jelas, kalau warungnya sudah mulai berkurang," kata Gibran di Kuta, Kabupaten Badung, Bali, Selasa, 9 januari 2024, dilansir Isu Bogor dari ANTARA.

Baca Juga: Shelter Kucing dan Anjing di Bogor Dibakar, Polisi Sebut Pelaku Bekas Karyawan

Maraknya perdagangan anjing ini membuat para aktivis hewan dan masyarakat resah. Pasalnya, daging anjing bisa membawa berbagai penyakit mengerikan, salah satunya trichinellosis.

Trichinellosis berasal dari cacing nematoda Trichinella spiralis

Trichinellosis merupakan penyakit zoonotik yang bisa ditularkan dari anjing ke manusia dengan cara mengonsumsi hewan mamalia tersebut.

Mengutip dari Centers for Disease Control and Prevention (CDC), penyakit tersebut berasal dari daging anjing yang terinfeksi cacing nematoda Trichinella spiralis.

CDC melaporkan, diperkirakan 10.000 kasus trichinellosis terjadi setiap tahunnya. Penyakit ini bisa ditularkan dari anjing ke manusia melalui kebiasaan mengonsumsi hewan berbulu tersebut.

Baca Juga: Ekspansi Obyek Wisata di Puncak Bogor Ancam Habitat Monyet Ekor Panjang

Gejala awal

Dilansir Mayo Clinic, ada beberapa gejala awal seseorang terkena trichinellosis setelah mengonsumsi daging anjing yang terinfeksi cacing Trichinella spiralis, di antaranya:

1. Diare
2. Rasa tidak nyaman pada perut
3. Kelelahan
4. Sakit kepala
5. Mual dan muntah

Gejala awal tersebut biasanya muncul 1 atau 2 hari setelah seseorang terinfeksi penyakit trichinellosis. Gejala bisa semakin parah apabila jumlah cacing yang tertelan sangat banyak.

Gejala lanjutan

Setelah gejala awal, ada gejala lanjutan dari penyakit yang disebabkan oleh infeksi cacing Trichinella spiralis tersebut, yaitu:

1. Demam tinggi
2. Nyeri otot dan sendi
3. Pembekakan di area wajah dan mata
4. Kelelahan
5. Sakit kepala
6. Sensitif terhadap cahaya
7. Mata merah
8. Gatal-gatal atau iritasi kulit

Gejala lanjutan ini mulai dirasakan oleh seseorang setelah 2 atau 8 minggu terinfeksi. Biasanya membuat tubuh menjadi semakin lemah atau tidak bertenaga sama sekali.

Baca Juga: Pahami Gejala Asam Urat dan Kolesterol Tinggi pada Wanita

Penanganan

Dalam kasus yang ringan, penanganan trichinellosis ini tergolong mudah. Pasien bisa langsung menemui dokter dan meminta resep obat untuk meredakan gejala.

Gejala ringan dapat bertahan mulai dari berminggu-minggu hingga beberapa bulan, tergantung tingkat infeksi yang menyerang.

Akan tetapi, dalam kasus yang fatal, trichinellosis membutuhkan penanganan yang serius. Sebab, penyakit zoonotik ini bisa menyebabkan seseorang kesulitan bernapas hingga mengalami masalah pada paru-paru.

Apabila tidak ditangani secara intensif, maka akan menyebabkan kematian pada pasien yang terinfeksi.

Pencegahan

Untuk pencegahan, sebaiknya jangan mengonsumsi daging anjing. Pasalnya, anjing bukanlah hewan ternak seperti sapi, ayam, bebek, dan babi.

Anjing yang diperjualbelikan lalu dikonsumsi merupakan anjing liar yang berpotensi terinfeksi berbagai macam bakteri, cacing, atau parasit lainnya di alam bebas.

Selain dari daging anjing, trichinellosis juga ditemukan pada daging hewan lainnya yang dimasak setengah matang. Jadi, apabila akan mengonsumsi daging, terutama dari hewan karnivora, pastikan masak hingga matang.***

Editor: Mutiara Ananda Hidayat

Tags

Terkini

Terpopuler