Sosok Pangdam Jaya Mayjen TNI Dudung Abdurrachman, Keponakannya Bernasib Tragis

- 21 November 2020, 19:50 WIB
Pangdam Jayakarta Mayjen TNI Dudung Abdurachman, S.E., M.M., mengakui pencopotan baliho Habib Rizieq perintahnya: kalau perlu saya bubarkan FPI.
Pangdam Jayakarta Mayjen TNI Dudung Abdurachman, S.E., M.M., mengakui pencopotan baliho Habib Rizieq perintahnya: kalau perlu saya bubarkan FPI. /Dok. Kodam jaya/Jayakarta

ISU BOGOR - Nama Pangdam Jaya Mayjen TNI Dudung Abdurrachman menjadi buah bibir masyarakat setelah sikap tegasnya terhadap organisasi Front Pembela Islam (FPI).

Dudung Abdurrachman menjadi perbincangan setelah pernyataannya yang mengaku memerintahkan prajuritnya untuk mencopot baliho Habib Rizieq Syihab di Jakarta.

Selain itu, ia juga berani menyatakan bila FPI berlaku macam-macam, lebih baik dibubarkan.

Baca Juga: Fadli Zon Sebut Panglima TNI Tidak Cerdas karena Bilang Medsos Jadi Media Propaganda

Baca Juga: Kapolda Metro Jaya Irjen Pol Fadil Imran Sebut Tindakan Tegas Perlu Karena Jakarta Belum Aman

Baca Juga: Tanggapi TNI Vs FPI, Sujiwo Tejo: Durian Tantang Mentimun, Serdadu Juga Harus Bereskan Korupsi 

Banyak orang yang mencari tahu siapa sosok Dudung Abdurrachman yang juga bergelar Sarjana Ekonomi ini.

Dikutip dari Wikipedia, Dudung Abdurrachman lahir di Bandung, Jawa Barat, 16 November 1965.

Dudung merupakan lulusan Akmil 1988 ini dari kecabangan Infantri.

Baca Juga: Hore! Bogor Buka Sekolah Tatap Muka Lagi pada 11 Januari 2021, Tapi Wajib Swab Test Corona?

Baca Juga: Roket Hantam Afghanistan, 8 Orang Dilaporkan Tewas dan 31 Orang Luka-luka

Baca Juga: 3 Syarat Sekolah di Bogor Berlakukan Belajar Tatap Muka Tahun 2021

Jabatan terakhir jenderal bintang dua ini adalah Gubernur Akmil.

Dia merupakan putra pasangan Nasuha dan Nasyati, PNS yang bertugas di lingkungan Bekangdam III/Siliwangi.

Ia menyelesaikan pendidikan dari SD sampai SMA di Kota Bandung (1972-1985). Setelah lulus SMA pada 1985, Dudung kemudian mendaftar Akabri Darat. Dia melaksanakan pendidikan Akmil sampai 1988 dengan menyandang pangkat Letnan Dua.

Pada 1981 ketika masuk kelas 2 SMP, cobaan menghampiri keluarganya karena sang ayah yang bekerja sebagai PNS di lingkungan Bekangdam III/Siliwangi, meninggal dunia. Untuk membantu perekonomian keluarga, akhirnya dia mencari nafkah sebagai loper koran. Pekerjaan itu dilakukan sebelum berangkat sekolah.

Sejak kecil dia sudah membulatkan tekad ingin menjadi tentara. Profesi itu selalu memanggil karena dia hidup dan tinggal di barak.

Profesi itu didambakan sebagai upaya meringankan beban ibunya untuk membiayai pendidikan delapan saudara kandungnya.

Pangdam Jaya/Jayakarta Mayjen TNI Dudung Abdurachman dalam sesi foto usai mengikuti wawancara khusus dengan LKBN Antara di Wisma Antara, Jakarta, Selasa (27/10/2020). ANTARA FOTO/Dhemas Reviyanto/foc.
Pangdam Jaya/Jayakarta Mayjen TNI Dudung Abdurachman dalam sesi foto usai mengikuti wawancara khusus dengan LKBN Antara di Wisma Antara, Jakarta, Selasa (27/10/2020). ANTARA FOTO/Dhemas Reviyanto/foc. ANTARA FOTO

Berbagai pekerjaan pernah dilakukannya untuk membantu ibundanya. Menjual kue tampah di perempatan Jalan Belitung di sekitar Kodam III/Siliwangi juga pernah dilakukan.

Menjadi loper koran dia lakukan ketika duduk di bangku .

Dalam usia belia, dia sadar hidup itu juga berisi kerja keras, tekad dan upaya yang tanggap untuk mengejar mimpi.

Apa yang tampak sebagai keberhasilan saat ini, sebetulnya hasil jatuh-bangun yang lama dan dalam, yang orang lain tak pernah melihatnya. Kepedihan hidupnya di masa kecil dan kepatuhan serta cintanya kepada kedua orang tua, justru menjadi pendorong semangatnya sampai ke titik tertinggi.

Dalam daftar riwayat pendidikannya, Dudung menempuh pendidikan di Akmil pada 1988. Di tahun yang sama juga menjalani pendidikan Sesarcabif. Dia juga pernah digembleng di Diklapa-I, Diklapa-II, Seskoad, dan Lemhannas.

Baca Juga: Tanah Longsor di Cianjur, 1 Orang Tewas Terkubur dan 2 Orang Luka

Baca Juga: Demo Tolak Habib Rizieq Shihab di Surakarta Dibubarkan karena Tak Berizin

Sementara perjalanan karirnya, Dudung pernah menjabat sebagai Dandim 0406/Musi Rawas, Dandim 0418/Palembang, Aspers Kasdam VII/Wirabuana (2010-2011), Danrindam II/Sriwijaya (2011), dan Dandenma Mabes TNI.

Tak hanya itu, dia juga pernah menjabat Wagub Akmil (2015-2016), Staf Khusus Kasad (2016-2017), Waaster KASAD (2017-2018), Gubernur Akmil (2018-2020), dan Pangdam Jaya sejak 2020 hingga sekarang.

Pada saat dirinya menjabat sebagai Waaster KASAD, kabar duka menghampiri dirinya.

Keponakannya, Krisna Wahyu Nurachmad meninggal akibat dianiaya oleh tema sekolahnya pada Maret 2017 silam.

Krisna ditemukan tewas di barak sekolahnya di SMA Taruna Nusantara pada Jumat 31 Maret 2017.

Krisna merupakan anak keempat dari empat bersaudara.

Ayah Krisna merupakan sosok yang memiliki pangkat militer. Namun, ayah Krisna sudah meninggal sejak 2012.

Krisna dibunuh temannya bernama AMR yang juga merupakan anak dari seorang purnawirawan jenderal TNI.***

 

Editor: Yudhi Maulana Aditama


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x