2. Para dan rasul bukan manusia yang mampu membedakan mana orang yang jujur dan mana orang yang berdusta.
3. Dalam hati para nabi dan rasul tersimpan rasa haibah dan pengagungan terhadap asma Allah meskipun diucapkan oleh orang yang berbohong.
4. Diketahui pula bahwa pencuri itu terbebas dari tuduhan Nabi Isa ‘alaihissalam berkat sumpahnya atas nama Allah.
Meski demikian, ia tidak akan terbebas dari pembalasan Allah yang Maha Melihat di akhirat.
Para nabi dan rasul tidak diutus untuk mengawasi para hamba.
Baca Juga: Khutbah Jumat Muharram: Baca Surat Al Iklhas 1000 Kali di Hari Asyura, Bebas Azab Allah Selamanya
Hanya Allah-lah yang maha mengurus, mengawasi, dan menghitung amal perbuatan hamba-hamba-Nya.
Allah tidak menuntut para rasul-Nya untuk menjadi penguasa, hakim, penghitung, dan pembalas amal perbuatan manusia.
Demikian kisah Nabi Isa yang disarikan dari kitab Shahih al-Qashash al-Nabawi karya Umar Sulaiman al-Asyqar (Oman: Darun Nafais, 1997, Cetakan Pertama, hal. 175). Wallahu a’lam.***