Ini 5 Mitos Pembalut yang Keliru Tapi Masih Banyak Dipercaya, Nomor 3 Hoaks Banget!

- 7 Juli 2020, 20:28 WIB
ILUSTRASI pembalut.*
ILUSTRASI pembalut.* /PIXABAY/

Di sisi lain, pola perekat berbentuk garis-garis tipis, jadi tidak menutupi seluruh bagian belakang pembalut sehingga sirkulasi udara tetap lancar dan bebas lembap. Sederhananya, perekat di pembalut bukan penyebab keputihan. Ini hanyalah salah sekian dari mitos pembalut yang tak perlu Anda percaya lagi.

Selain mitos pembalut yang harus diketahui masyarakat banyak juga adalah soal tampon atau menstrual cup. Terlepas dari beragam mitos pembalut di atas, secara kesehatan penting untuk menjaga kebersihan vagina Anda selama menstruasi.

Baca Juga: CEK FAKTA : Cara Disuntik, Tenaga Medis di Jawa Timur Sengaja Tularkan Covid-19

Jika Anda tidak nyaman menggunakan pembalut, Anda bisa menggunakan tampon atau menstrual cup. Pastikan Anda secara teratur mengganti pembalut, tampon atau menstrual cup yang Anda pakai. Waktu yang disarankan untuk ganti pembalut adalah setiap 4-6 jam pemakaian. Artinya, dalam sehari sebaiknya Anda ganti pembalut sebanyak 4-6 kali.

Karena menggunakan pembalut, tampon, maupun menstrual cup selama lebih dari empat jam berisiko menyebabkan infeksi. Hal itu disebabkan karena organ kewanitaan Anda tak bisa bernapas melalui plastik yang melapisi pembalut dan menstrual cup. Selain itu, terlalu lama memakai tampon juga rentan menimbulkan toxic shock syndrome.

Pembalut yang tidak rutin diganti dapat menimbulkan bau dan infeksi dari bakteri dari darah haid. Selain itu, jika aliran darah Anda sangat banyak sementara pembalut sudah tidak cukup menampungnya, akhirnya dapat menyebabkan kebocoran. Untuk mencegah hal itu terjadi, sebaiknya kenali seberapa deras aliran darah Anda. Jika aliran darah deras dan pembalut yang Anda pakai tidak cukup banyak menyerap darah Anda, Anda mungkin harus ganti pembalut lebih sering.

Baca Juga: 200 Penumpang KRL asal Bogor Dites Covid-19, Bima Arya : Kita Masif Tes

"Yang terpenting adalah mengamati bahan baku pembalut. Menurut penelitian, pembalut mengandung dioksin yang bisa memicu timbulnya kanker serviks atau kanker leher rahim, meskipun belum ada data akurat terkait hal itu," kata dr H Abidinsyah Siregar.

Menurutnya, salah satu tes sederhana untuk menguji apakah pembalut mengandung dioksin adalah menguji lapisan dalam pembalut, dibuka lalu dimasukkan ke dalam air. Apabila hancur di dalam air dan air berubah keruh maka pembalut tersebut mengandung dioksin.***

 

Halaman:

Editor: Iyud Walhadi

Sumber: Hallo Sehat


Tags

Artikel Pilihan

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x