"Saya ngerasain hidup seneng, hidup ok. Sampai saya kelas 6 SD papa saya dilikuidasi. Akhirnya saya lihatin papa saya yang biasanya beliin mainan. Kok gak dibeliin mainan lagi," cerita Raffi.
Kemudian Raffi Ahmad masuk ke SMP Negeri 5 Bandung. Awalnya di Taruna Bakti. Taruna Bakti merupakan sekolah swasta yang mahal.
Baca Juga: Israel Jadi Mediator Perang Rusia dan Ukraina, Zelensky: Kami Menyetujui Tindakan Selanjutnya
"Oke tiba tiba saya masuk. NEM Saya cukup masuk di SMP Negeri 5 Bandung," ujarnya.
"Kata papa saya, udah kamu ke negeri aja. Mungkin di Taruna Bakti dulu 50 ribu bayaran uang pangkal sekolahnya, di SMP 5 cuma 3 ribu dulu," sambungnya.
Kemudian ekonomi ayah Raffi pun turun dan tidak lama meninggal dunia.
Baca Juga: Israel Jadi Mediator Perang Rusia dan Ukraina, Zelensky: Kami Menyetujui Tindakan Selanjutnya
Sejaks sang ayah tiada, Raffi Ahmad mencari uang sendiri sejak kelas 9 SMP. Ia menjadi tulang punggung.
"Pas papa menninggal malah saya jadi tulang punggung. Ya udah saya mulai kerja dan itu yang mendewasakan saya," katanya.
Hal tersebut pun menjadi salah satu faktor ia bisa berani bergerak. ***