"Artinya dia (Erick Thohir dan Jokowi) mengabaikan fungsi dari BUMN Kimia Farma yang melayani kesehatan, jadi sebut aja ada penipuan publik," jelas Rocky Gerung.
Selanjutnya, kata Rocky Gerung, seharusnya pemerintah menjelaskan harga role PCR itu sangat tinggi, karena berbagai alasan.
"Mesti ada keterangan alternatif, kenapa tidak pada Kimia Farma. Jadi yang mesti dijelaskan pemerintah kenapa tidak diberi Kimia Farma yang usianya sudah ratusan tahun," kata Rocky Gerung.
Lalu, Rocky Gerung kembali mempertanyakan dalam pengadaan atau penyediaan PCR ini, kenapa harus dibentuk perusahaan baru.
"Kenapa harus dibentuk perusahaan baru di era pandemi. Sebetulnya fasilitas perusahaan-perusahaan ahli kimia itu sudah ada kan," jelas Rocky Gerung.
Hal itulah, kata Rocky Gerung yang menjadi persoalan, sehingga Menteri BUMN Erick Thohir jangan mencari celah untuk memperlihatkan bahwa ada batu dibalik udang.
"Nah batunya sudah kelihatan," kata Rocky Gerung.
Seperti diketahui, Menteri BUM Erick Thohir menyatakan bahwa dirinya tidak mungkin mencari keuntungan pribadi terkait tes PCR bagi pelaku perjalanan.