Rocky Gerung Bicara soal 'Jokowi 404 Not Found': Presiden Petugas Rakyat, Dia Bawahannya Rakyat

- 19 Agustus 2021, 18:50 WIB
Rocky Gerung soal 'Jokowi 404 Not Found': Presiden Petugas Rakyat, Dia Bawahannya Rakyat.
Rocky Gerung soal 'Jokowi 404 Not Found': Presiden Petugas Rakyat, Dia Bawahannya Rakyat. /Instagram/Narasi


ISU BOGOR – Pengamat Politik Rocky Gerung bersama Jurnalis Senior Hersubeno Arief pada kanal YouTubenya Rocky Gerung membahas soal kritik yang berbentuk mural beredar belakangan adalah salah satu ekspresi dari demokrasi.

Jurnalis itu mengatakan bahwa Moeldoko minta agar Jokowi diperlakukan dengan baik seperti halnya orang tua kita sendiri.

Berkaitan dengan pemuda Tuban yang menawarkan baju dengan design ‘not found’ tiba-tiba ditangkap polisi.

 Baca Juga: Rocky Gerung Sayangkan Ketua MPR Puji Kekuasaan: Kan 'Sinting'

Padahal para pejabat indonesia tahu bahwa mereka menjadi petugas pemerintahan di negara yang demokrasi dimana orang bebas menyampaikan kritik.

Jawaban Rocky Gerung berkaitan hal tersebut, ia tidak mungkin mengolok-olok orang tuanya sendiri bagaimana pun salahnya ia tetap ayah tetap ibu.

Berbeda dengan posisi sebagai presiden, ia bukanlah orang tua, presiden adalah petugas negara dan jika melakukan kesalahan maka harus di kritik.

Baca Juga: Rocky Gerung Blak-blakan: Kepemimpinan Hari Ini Tidak Dituntun oleh Pikiran

Presiden dipilih untuk memimpin negara, jika bisa dipilih maka bisa diturunkan, sedangkan posisi orang tua selamanya, tidak bisa diganti, orang tua abadi dan kekal.

Pemilihan presiden selama lima tahun sekali, tetapi kita tidak memilih orang tua setiap lima tahun sekali. 

Jika Moeldoko memiliki perspektif presiden sebagi orang tua artinya ia menjadikan presiden seumur hidup, ia juga mengatakan bahwa Moeldoko tidak paham demokrasi, ia tidak akan memakai istilah itu jika ia paham demokrasi.

Baca Juga: Moeldoko Sebut Jokowi Orang Tua yang Perlu Dihormati, Rocky Gerung: Ia Jadikan Presiden Seumur Hidup

Moeldoko juga dianggap hanya ingin menghalangi orang memberi kritik sehingga ia mengedarkan istilah itu.

Pengamat politik itu pun mengatakan meskipun mural itu sudah dihapus hanya cet nya saja bukan memori publik tentang kebijakan publik yang sering not found. 

“Bagian-bagian inilah yang memang menjengkelkan tapi itulah demorasi,” ujar Rocky Gerung dikutip Isu Bogor dari Youtube miliknya, Kamis 19 Agustus 2021.

 Baca Juga: Soal Megawati Menangis karena Jokowi Disebut Kodok, Rocky Gerung: Itu Istilah Dibuat Sendiri oleh Istana

Ia juga mengatakan bahwa mural ini adalah salah satu kreasi dari kecerdasan seorang seniman jalanan yang memanfaatkan ruang publik, dan tidak perlu meminta ijin karena rakyat memiliki hak atas ruang publik tersebut.

Bahkan penghapusan mural itu masih dapat dilihat denga ultrasonografi, lalu kelihatan jejak penghapusannya, namun tidak dengan jejak digital.

Para milenial dapat mengakses ulang karena mural telah di ekspos kemana-mana.

 Baca Juga: Bendera Indonesia Dilarang Berkibar di PIK, Rocky Gerung: Lama-lama Bendera Merah Putih juga 'Mural'

“Jadi mau dihapus dengan cara apa? Tangisan? Ya gak bisa, dengan memberi nasihat supaya menghormati presiden sebagai bapak rakyat? Nggak ada istilah itu,” imbuhnya.

“Presiden itu adalah petugas rakyat bukan bapaknya rakyat, dia adalah bawahannya rakyat,” tambahnya.

“Penghormatan itu terhadap kebajikan, kalau presiden tidak bajik dan tidak bijak apa yang mau dihormati,” pungkas dia. ***

Editor: Aulia Salsabil Syahla


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x