Fenomena Angin Ribut Cleret Tahun Muncul di Wonogiri, Si Belalai Air Tanda Peringatan Awal Tahun

- 20 Januari 2021, 20:27 WIB
Tangkapan layar kemunculan Cleret Tahun alias Belalai Air atau Angin Puting Beliung di Waduk Gajah Mungkur, Wonogiri, Jawa Tengah, Rabu petang 20 Januari 2021
Tangkapan layar kemunculan Cleret Tahun alias Belalai Air atau Angin Puting Beliung di Waduk Gajah Mungkur, Wonogiri, Jawa Tengah, Rabu petang 20 Januari 2021 /Instagram @wonogirikita

ISU BOGOR - Jagat maya baru-baru ini kembali dibuat heboh dengan kemunculan Cleret Tahun alias Belalai Air atau Angin Puting Beliung di Waduk Gajah Mungkur, Wonogiri, Rabu petang 20 Januari 2021. Tak sedikit yang mengunggahnya ke platform media sosial twitter dan instagram.

Bahkan nama Waduk Gajah Mungkur dan Wonogiri menjadi trending di mesin penelusuran google dan twitter. Banyak warganet yang melihat di berbagai sudut Kabupaten Wonogiri terkait kemunculan Cleret Tahun. Dikutip dari akun instagram @wonogirikita menyebut "Angin puting beliung di sekitaran Waduk Gajah Mungkur sore tadi. Tetap hati-hati ya lur," tulisnya.

Praktis, unggahan Cleret Tahun tersebut membuat geger netizen yang mengikutinya. "Lindungilah keluarga hambamu yg di Wonogiri ya Allah," tulis @wiwik_kitty.

Baca Juga: 2 Fenomena Langit Ini akan Muncul di 30 Desember 2020, Catat Waktunya

 
 
 
View this post on Instagram
 
 
 

A post shared by Wonogiri Kita (@wonogirikita)

 

"Ini real?," tulis @damanhuri9.7. Bahkan ada netizen yang mengajak untuk saling mendoakan. "Monggo lur saling berbagi.. ketika kita tertimpa seperti itu.. 1. Langkah awal kita berusaha menyelamatkan diri kemudia kita istirja' atau
DOA TERKENA MUSIBAH
( إِنَّا لِلَّهِ وَإِنَّا إِلَيْهِ رَاجِعُونَ اللَّهُمَّ أْجُرْنِي فِي مُصِيبَتِي وَأَخْلِفْ لِي خَيْرًا مِنْهَا)
Keutamaan : Diberikan Ganti yang lebih baik
2. Kemudian kita berdoa
DO'A KETIKA ADA ANGIN KENCANG
اللَّهُمَّ إِنِّي أَسْأَلُكَ مِنْ خَيْرِهَا وَخَيْرِ مَا فِيهَا وَخَيْرِ مَا أُرْسِلَتْ بِهِ وَأَعُوذُ بِكَ مِنْ شَرِّهَا وَشَرِّ مَا فِيهَا وَشَرِّ مَا أُرْسِلَتْ بِهِ
Arti:
Ya Allah, aku mohon kepadaMu sebagian dari kebaikannya dan kebaikan yang ada padanya serta kebaikan sesuatu yang dikirim bersamanya, dan aku berlindung dari keburukan dan keburukan yang ada padanya serta keburukan sesuatu ia dikirim bersamanya
Sumber:
H.R. Tirmidzi 3449
حسن - صحيح (الألباني)
Keutamaan: Diselamatkan dari Keburukan dan diberikan Kebaikan
3. Setelah itu Pasrahkan semua kepada Allah
Semoga Bermanfaat," komentar akun @aan_kunn.

Sementara itu, informasi dihimpun, fenomena kemunculan Cleret Tahun ini juga sempat terjadi di tempat yang sama yakni di Waduk Gajah Mungkur, Kabupaten Wonogiri pada 1 Maret 2018. Si belalai air (waterspout) ini selama 15 menit.

Baca Juga: Hari Ini, Fenomena Gerhana Matahari Total Terjadi Selama 2 Menit di 6 Negara

Warga setempat menyebutnya dengan nama Cleret Tahun. Menurut Sarjito, warga desa Sendang, Kecamatan/Kabupaten Wonogiri, saat kejadian ia sedang berolahraga dan hendak memotret panorama waduk.

Tiba-tiba awan gelap dan muncul seperti seutas tali yang menjulur dari awan hitam itu. "Biasanya memang muncul di daerah kami. Namun, selama ini kecil dan enggak bisa ditangkap kamera. Empat tahun lalu juga muncul," tutur Jito, Rabu malam, 20 Januari 2021.

Kemunculan Cleret Tahun atau belalai air atau waterspout di Waduk Gajah Mungkur ini menyerupai air yang mengucur dari sebuah pipa di langit. Bagi masyarakat Wonogiri, kemunculannya biasanya diikuti puting beliung yang merusak.

Baca Juga: Fenomena Gerhana Matahari Total 2020: 6 Keyakinan dan Mitos yang Terkait Surya Grahan

Fenomena alam yang dahsyat ini, sempat menjadi viral di media sosial ketika di sebuah grup media sosial Facebook Kabar Wonogiri ada anggota yang mengunggah foto tersebut. Kemudian ramai mendapat komentar, di mana mayoritas membenarkan kejadian itu karena melihat sendiri.

Menurut Jito, Cleret Tahun itu direkam banyak orang. Mayoritas dari kawasan Wisata Watu Cenik, Puncak Joglo, Desa Sendang, Kota Wonogiri.

"Yang terlihat ada seperti tali tambang putih mengalir dari gumpalan awan di langit. Benda tersebut," ungkapnya.

Menurut Sejarahwan dan Arkeolog M. Dwi Cahyono ada banyak sebutan untuk angin yang demikian, seperti angin puyuh, angin topan, angin lesus, angin puting beliung. Pusaran angin yang kencang ini berbentuk pilar vertikal berwarna kehitaman, lantaran terjadi secara periodik tiap tahun.

Baca Juga: Waspada, Fenomena La Nina Akan Mencapai Puncaknya Maret 2021

Maka muncul sebutan "cleret tahun". Adapun arti cleret adalah garis yang membentang di langit, yang tampak di kejauhan.

Kekuatan dahsyat dari angin ini konon mampu menelan manusia, bahkan bisa menjebol bangunan rumah yang selanjutnya diterbangkan ke angkasa.

Cleret tahun tersebut bagai naga besar dengan mulut ternganga, yang siap menelan apa saja, sehingga sempat dijuluki juga "naga tahun".

Awan hitam yang bergumpal- gumpal di angkasa, tang berarak karena terkena hembusan angin digambarkan secara simbolik sebagai "naga langit" atau "naga angkasa" yang tengah melanglang mencari mangsa untuk ditelannya.

Baca Juga: VIDEO: Angin Tornado di Waduk Gajah Mungkur Wonogiri

Angin ribut yang merupakan bencana alam dapat timbulkan dampak destruktif, bahkan bisa membinasakan. Oleh karena itu, manusia harus waspada terhadap bahaya yang ditimbulkan oleh angin dahsyat ini.

Untuk membantu ingat akan bahanya dan membentuk kewaspadaan diri, maka kebencanaan ini dikisahkan dalam bentuk mitos tentang angin ribut (dahsyat).

Menurutnya, yang mengerikan darinya bukan hanya hembusan angin kencang, namun juga naga angkasa yang dapat melenan-memangsa sesuatu, seperti pusaran angin yang mampu menjebol dan menelan sesuatu ke dalam pisangnya untuk kemudian diterbangkan ke angkasa.

Baca Juga: RS Lapangan Kota Bogor Diresmikan, Ridwan Kamil: Mudah-mudahan 2021 Tahun Pulih Pandemi

Cleret taun ini tergambarkan dalam sebyah panil relief yang kini berada di halaman Candi Mirigambar, Tulungagung, Jawa Timur.

Menurutnya, sangat mungkin memvisualkan mitologi tentang angin dasyat, yang terjadi akibat gerakan naga angkasa yang melayang-layang kencang untuk mencari mangsa.

"Maka, waspadalah terhadap bahayanya. Penghadiran relief tentang mitologi angin ribut pada situs ini, boleh jadi konon di sekitar Mirigambar sering dilanda bencana ini," katanya.

Sehingga visualisasi terhadapnya dijadikan media peringatan untuk selalu waspada terhadap bahanya.

"Penempatannya pada bangunan suci candi boleh jadi dimaksudkan agar warga sekitar candi terhindar dari bencana angin ribut itu," katanya.***

Editor: Iyud Walhadi


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x