Setop Pemaksaan Vaksin pada Anak Trending di Twitter, Negara Ini Hentikan dan Bongkar Risikonya

29 Januari 2022, 09:42 WIB
Setop Pemaksaan Vaksin pada Anak Trending di Twitter, Negara Ini Putuskan dan Bongkar Risikonya //Pixabay/fernandozhiminaicela

ISU BOGOR - Stop pemaksaan vaksin pada anak jadi trending topic di Twitter. Hal tersebut dipicu karena banyak kasus KIPI atau Kejadian Ikutan Pasca Imunisasi.

Tak sedikit warganet yang memiliki anak-anak merasa khawatir setelah anaknya divaksin. Sehingga mereka memprotes kebijakan pemerintah yang mewajibkan vaksin pada anak.

Bahkan, banyak berseliweran terkait risiko pemberian vaksin Covid-19 terhadap anak berusia 5 hingga 12 tahun memiliki risiko yang lebih tinggi dibanding manfaatnya.

Baca Juga: Eks Menkes Siti Fadilah Supari Soal Vaksin Booster untuk Tangkal Omicron: Dasarnya Nggak Jelas

"Tahukah kmu.. sebagai ibu, mnjadi dilema ketika anak gk boleh sekolah klo gk ikut vaksin. Dilema yg bikin tak berdaya. Yg pada akhirnya hanya bisa pasrah&berdoa," kata @B3n1n9*** sambil menyematkan tagar Stop Wajib Vaksin Anak, Sabtu 29 Januari 2022.

"Sertifikasi wajib akan berakhir pertama didunia Inggris pekan depan umumkan covid 19 bukan lagi pandemi," kata netizen lainnya @agus_moham*** seraya menyematkan tagar Stop Wajib Vaksin Anak.

"Apakah anak cucu para pejabat tinggi dan cukong sudah mendapatkan suntikan vaksin covid? Suntik dulu mereka semua dihadapan khalayak ramai. Bukan di depan tamu undangan tertentu. Setelah itu baru rakyat. Fair. Bukan omdo maksa maksa," ungkap @Kimberley20***.

Baca Juga: Booster Tak Ampuh? Uni Eropa Diminta Mempersiapkan Dosis Keempat Vaksin Covid-19 untuk Melawan Omicron

Sementara itu, dilansir dari Channel News Asia, Swedia telah memutuskan untuk tidak merekomendasikan vaksin COVID-19 untuk anak-anak berusia lima hingga 11 tahun, Badan Kesehatan mengatakan pada Kamis (27 Januari), dengan alasan bahwa manfaatnya tidak lebih besar daripada risikonya.

"Dengan pengetahuan yang kami miliki saat ini, dengan risiko rendah penyakit serius bagi anak-anak, kami tidak melihat manfaat yang jelas dengan memvaksinasi mereka," kata pejabat Badan Kesehatan Britta Bjorkholm dalam konferensi pers.

Dia menambahkan bahwa keputusan itu dapat ditinjau kembali jika penelitian berubah atau jika varian baru mengubah pandemi. Anak-anak dalam kelompok berisiko tinggi sudah bisa mendapatkan vaksin.

Baca Juga: Prabowo Disuntik Vaksin Nusantara oleh Terawan, Ini Respon Ketua Satgas Covid-19 IDI: No...

Swedia mencatat lebih dari 40.000 kasus baru pada 26 Januari, salah satu jumlah harian tertinggi selama pandemi, meskipun pengujian terbatas. Sementara gelombang keempat telah melihat catatan infeksi harian hancur, perawatan kesehatan tidak berada di bawah tekanan yang sama seperti selama gelombang sebelumnya.

Pada hari Kamis, 101 pasien dengan COVID-19 membutuhkan perawatan intensif, jauh di bawah lebih dari 400 pasien selama musim semi 2021. Secara total, hampir 16.000 orang telah meninggal karena COVID-19 di Swedia sejak pandemi dimulai.

Pemerintah Swedia pada hari Rabu memperpanjang pembatasan, termasuk jam buka terbatas untuk restoran dan batas kehadiran untuk tempat-tempat dalam ruangan, selama dua minggu tetapi mengatakan mereka berharap untuk menghapusnya pada 9 Februari.***

Editor: Iyud Walhadi

Tags

Terkini

Terpopuler