Bantah Isu yang Beredar, Luhut Sebut Harga PCR di Luar Negeri Sangat Mahal, Capai Jutaan!

10 November 2021, 13:35 WIB
Menko Marves RI Luhut Binsar Pandjaitan /Instagram/@luhut.pandjaitan

ISU BOGOR - Menteri Koordinator bidang Kenaritiman dan Investasi (Menko Marves) RI Luhut Binsar Pandjaitan akhirnya muncul di publik untuk blak-blakan soal isu-isu miring yang menerpa dirinya.

Salah satunya perihal tes Covid-19 PCR, dari kebijakan yang dianggap tak konsisten hingga tudingan terlibat dalam bisnis 'jahat'.

Sebelumnya, santer terdengar isu harga PCR di luar negeri lebih murah daripada di Indonesia, ada yang menyebut tak sampai Rp300 ribu, sementara di Tanah Air pernah mencapai Rp900 ribu.

Baca Juga: Deddy Corbuzier ke Luhut soal Covid-19 Timbulkan Banyak Orang Meninggal: Jangan Gitu Dong, Saya Hampir Mati

Hal itu jelas membuat pemerintah, khususnya Presiden RI Joko Widodo (Jokowi) dan Luhut, menjadi bulan-bulanan publik lantaran dinilai telah menipu rakyat Indonesia ihwal harga PCR.

Namun, isu tersebut dibantah habis-habisan oleh Luhut. Tampil di podcast Deddy Corbuzier, Menko Marves itu mengungkap jika harga PCR di Eropa sangat mahal hingga mencapai jutaan rupiah.

"Harganya mahal di sana di Eropa," ungkap Luhut dikutip Isu Bogor pada Rabu, 10 Oktober 2021.

Baca Juga: Wajib PCR Penerbangan Dibatalkan, Luhut: Kita Mau Super Hati-hati atau Kembali ke PPKM

Luhut pun membeberkan jika pada awal-awal pandemi, harga PCR mencapai lima hingga tujuh juta.

Alhasil, ia pun mengusahakan berbagai cara agar rakyat Indonesia mendapat harga PCR yang lebih rendah.

"Akhirnya saya suruh cari temen-temen di China, di China ketemu lah brand yang gak terkenal, tapi saya minta bawa sampelnya, cek di UI, hasilnya sangat baik, harganya sepersepuluh (dari yang di Eropa)," tutur Luhut.

Baca Juga: Dapat Ancaman Pembunuhan di Media Sosial, Said Didu: Saya Udah Capture...

Lebih lanjut, Luhut pun menceritakan, saat ia berada di Amerika Serikat beberapa hari lalu, harga PCR di sana mencapai 350 dolar atau sama dengan Rp 4,9 juta.

"Itu mintanya 350 dolar," tandasnya.***

 

Editor: Iyud Walhadi

Tags

Terkini

Terpopuler