Sering Bicara dengan Megawati, Mendikbud Nadiem Makarim Ungkap Filosofi Go Jek dan Gagas Merdeka Belajar

29 Juni 2021, 17:38 WIB
Sering Bicara dengan Megawati, Mendikbud Nadiem Makarim Dirikan Go Jek dan Gagas Merdeka Belajar /Tangkapan layar YouTube Megawati Institute

ISU BOGOR - Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud) Nadiem Anwar Makarim mengaku sering berbicara dengan Presiden RI ke-5 Megawati Soekarnoputri tentang seluruh hidupnya telah dicekoki orang tua tentang perjuangan.

"Perjuangan itu adalah sesuatu hal yang dari kecil, kakek dan nenek saya sebagai pejuang dalam kemerdekaan Indonesia juga kenal baik Bung Karno dan Bung Hatta, dan orang tua saya aktivis di bidang hukum," kata Nadiem dalam Webinar Megawati Institute tentang Indonesia Muda Membaca Bung Karno, Selasa 29 Juni 2021.

Lebih lanjut, Nadiem menceritakan saat awal mula masuk sektor swasta, dari kecil itu orangtuanya selalu menyebut bahwa tidak akan bangga jika hanya mencari uang saja.

Baca Juga: Saat Jokowi dan Nadiem Terlibat Podcast Hardiknas 2021: Mas Menteri, Apa Filosofi Ki Hajar Dewantara?

"Itu tidak masuk kriteria kesuksesan di dalam sistem penilaian keluarga saya, kakek saya saat almarhum selalu bercerita mengenai Bung Karno tentang konferensi Asia Afrika, proklamasi kemerdekaan, semua cerita tersebut yang masuk dan mendarah daging, secara tidak langsung itu menjadi pribadi saya," ungkap Nadiem.

Bahkan, kata Nadiem, dampaknya dalam setiap mengambil keputusan ada pengaruhnya dalam sejarah orang tua dan kakeknya. Nadiem juga menjelaskan alasan motivasinya mendirikan social entrepreneur dari Go Jek dan juga jadi menteri pendidikan.

"Dan ini adalah suatu filsafat yang memang sangat tertarik dengan filsafat marhaenisme mengenai rakyat kecil dan potensi dari rakyat kecil saat kita memerdekakan mereka," katanya.

Baca Juga: Mendikbud Sebut Guru Honorer Punya Tiga Kali Kesempatan untuk Lolos Seleksi ASN PPPK

Saat di generasi dirinya, kata Nadiem, alat atau instrumen kemerdekaan itu berbeda bukan revolusi. Bukan melalui merdeka secara fisik, tetapi kemerdekaan dari ekonomi.

"Kemerdekaan dari keterbatasan, saya setiap hari sebelum memulai Go Jek, sebelum mengambil ojek juga sering nongkrong sama tukang ojek setiap hari dan baru dengan diskusi itulah, dan dekat dengan rakyat baru kita menyadari sebenarnya potensi," ujarnya.

Menurutnya, semua orang menilai ojek itu tidak relieble, tidak profesional, tidak mudah dipercaya tapi karena dirinya mendekati langsung dan berkenalan dengan puluhan ojek dari berbagai macam pangkalan.

Baca Juga: Mendikbud Kembali Tegaskan Bantuan Kuota Internet akan Terus Diberikan Selama 4 Bulan

"Semuanya itu mencerminkan suatu profesionalisme, suatu motivasi dan kemauan keras yang luar biasa, dan itu menjadi rahasia saya kenapa selama tiga tahun terus berusaha meski tak ada yang mau mendanai," katanya.

Bahkan, Nadiem mengaku mendanai usahanya sendiri hingga uangnya hampir habis demi percaya bahwa dengan adanya dukungan instrumen generasi saat ini adalah teknologi.

"Instrumen dengan teknologi kita bisa melepaskan dan memerdekakan rakyat kecil untuk mencapai potensinya yang memang sudah ada di darah daging hidup Indonesia, itu adalah esesnsi pesan dari Bung Karno," katanya.

Baca Juga: ASIK, Nadiem Makarim Siapkan Kuota Belajar 7,2 Triliun Rupiah

Kemudian, pihaknya melanjutkan pesan dari Bung Karno itu saat ini di dunia pendidikan dan itu pula alasan dirinya mau menerima tugas sebagai Menteri Pendidikan.

"Karena sekarang walaupun kita tidak dijajah oleh asing, kita punya berbagai macam penjajahan di dalam negeri penjajahan mental, diskriminasi, sosial ekonomi, intoleransi dan hal itu yang menurut saya harus kita mitigasi dan harus kita serang mulai dari muda," ungkapnya.

Sebab, menurut Nadiem, cara cepat untuk melakukan perubahan yang paling permanen adalah merubah karakter daripada generasi sebelumnya.

"Jadi ini adalah kuncinya. Inilah makanya kenapa seluruh platform pendidikan kita itu berhulu dari filsafat Ki Hajar Dewantara dan Bung Karno yaitu merdeka belajar, itu adalah filsafat pendiri-pendiri negeri kita," ujarnya.***

Editor: Iyud Walhadi

Tags

Terkini

Terpopuler