Mahasiswa SKPM IPB Buat Startup Sosial Lewat SEED Fest

- 30 Mei 2024, 08:39 WIB
Mahasiswa SPKM IPB University unjuk inovasi startup.
Mahasiswa SPKM IPB University unjuk inovasi startup. /dok. Mahasiswa SPKM IPB University/

ISU BOGOR - Mahasiswa Departemen Sains Komunikasi dan Pengembangan Masyarakat (SKPM) IPB University unjuk inovasi startup sosial melalui SEED Fest 2024 di Auditorium Andi Hakim Nasution (AHN), IPB University, Selasa 28 Mei 2024. Tema yang diusung pada SEED Fest 2024 ialah “Innovate to Elevate: Youth Venture in Transforming the Future”.

SEED Fest 2024 hadir sebagai lokakarya akhir mata kuliah Sosio Ekosistem Digital (SEED). Menurut Koordinator Mata Kuliah SEED, Lala Kolopaking, mata kuliah ini adalah benih untuk melahirkan generasi yang mampu menciptakan inovasi digital sosial.

"SEED itu benih. Benih yang dimaksud mengandung masa depan. Anda adalah benih masa depan. Ada education, learning process, dan hiburan pada acara kita hari ini," kata Lala dalam sambutannya.

Ia mengatakan, SEED adalah mata kuliah yang mengajarkan nilai-nilai bekerja sama dan bersaing dalam keharmonisan. Ia berharap nilai-nilai ini dapat menjadi bekal generasi masa depan.

Baca Juga: Golkar Beri Sinyal Gabung dengan KBM Usung Dedie Rachim di Pilkada Kota Bogor 2024

"Besar harapan bahwa mata kuliah SEED dapat membentuk ekosistem digital yang dapat menghasilkan inovasi terkait digital sosial," tuturnya penuh harap.

Dalam SEED Fest terdapat enam finalis terpilih yang telah mengikuti seleksi awal di setiap kelas praktikum. Inovasi startup sosial mereka dipresentasikan di hadapan dosen panelis, mahasiswa SKPM angkatan 58, dan mahasiswa pascasarjana program studi Sosiologi Pedesaan.

Finalis pertama yang tampil yaitu Oleloka yang membuat inovasi startup sosial dalam bentuk platform yang mewadahi pemasaran produk UMKM Indonesia. Dilanjut dengan finalis kedua, LeftOverLove, yang memberi solusi terkait food waste yang terjadi di Indonesia. WestFriend sebagai finalis ketiga yang memberi solusi terhadap pengelolaan sampah yang selama ini yang belum tuntas di Indonesia.

Tiga finalis berikutnya yaitu StuntGuard, To-Dis, dan Parenthings. Masing-masing finalis tersebut memberi solusi untuk kondisi stunting di Indonesia, berfokus pada edukasi siap siaga bencana alam dengan konsumennya dituju adalah anak-anak, serta inovasi startup sosial yang membantu dalam pengasuhan anak.

Halaman:

Editor: Mutiara Ananda Hidayat


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah