Ternyata Penerapan PSBB Jakarta Belum Pasti, Bima Arya Tunggu Hasil Rapat Senin

- 10 September 2020, 20:49 WIB
Wali Kota Bogor, Bima Arya, beserta jajarannya saat mengikuti rapat kordinasi virtual di Taman Ekspresi Sempur, terkait persiapan pemberlakuan PSBB total di DKI Jakarta, Kamis 10 September 2020
Wali Kota Bogor, Bima Arya, beserta jajarannya saat mengikuti rapat kordinasi virtual di Taman Ekspresi Sempur, terkait persiapan pemberlakuan PSBB total di DKI Jakarta, Kamis 10 September 2020 /Chris Dale/Chis Dale



ISU BOGOR - Wali Kota Bogor Bima Arya Sugiarto masih akan menungu kepastian hasil pematangan rencana Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) DKI Jakarta untuk penyelarasan di daerahnya, hingga Senin, 14 September 2020.

Hal itu diungkapkan Bima Arya dalam rapat koordinasi Gubernur Jakarta Anies Baswedan dengan pimpinan daerah kawasan Bodebek, Kamis 10 September 2020.

"Jadi, kalau pertanyaannya bodebek, mengikuti jakarta. Nah, jakarta sendiri masih harus dimatangkan dulu. Itu point pertama," kata Bima Arya.

Baca Juga: Anies Tarik Rem Corona, Bima Arya Waspadai Eksodus Warga Jakarta ke Bogor

Menurutnya, dalam pemaparan rapat koordinasi tersebut, Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan masih akan merapatkan PSBB di daerahnya dengan pemerintah pusat dan kementerian terkait.

Pematangan kebijakan PSBB di Jakarta akan dirapatkan kembali dengan pemerintah daerah Bogor, Depok dan Bekasi pada Senin, 14 September 2020.

Oleh karena itu, Bima Arya memilih memperpanjang Pembatasan Sosial Berskala Mikro dan Komunitas ( PSBMK) dalam beberapa hari ke depan.

"Kelihatannya kami memutuskan untuk memperpanjang PSBMK ini beberapa hari, tiga hari sampai hari senin sampai menunggu koordinasi kementrian tadi. Termasuk juga kordinasi dengan pak gubernur," jelasnya.

Wali Kota Bogor itu berpendapat, kebijakan PSBB total atau 'lock down' di Jakarta akan menimbulkan plus dan minus.

Baca Juga: Bima Arya Sebut RSUD Bogor Mulai 'Kebanjiran' Pasien Positif dari Jakarta, 122 Bed Disiapkan di BNN

Plusnya, kata Bima Arya, warga kota Bogor berkerja di rumah atau 'work from home' (wfh), sehingga jumlah yang terpapar diharapkan akan berkurang.

Sementara minusnya, jika Jakarta 'lock down' tapi Bogor tidak, maka warga ibu kota akan memburu Bogor untuk tempat wisata hingga pertemuan.

"Nah ini kan harus kita antisipasi," ujarnya.***

Editor: Linna Syahrial


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah