“RK pernah kami undang di Munas Alim Ulama PPP di Semarang 3 bulan lalu, artinya dia termasuk yang diamati PPP,” ujarnya.
Kendati masuk radar pengamatan, Arsul mengatakan bahwa PPP suara dan kursinya jauh dari syarat minimal pencalonan.
Tidak bisa menyatakan secara tegas untuk mencalonkan tokoh tertentu dalam Pilpres 2024. “Maka ya tentu kami harus terus berkomunikasi dengan parpol-parpol lain untuk menjajaki koalisi Pilpres nanti,” katanya.
5. PDIP
Pengamat politik M Jamiludin Ritonga menilai PDIP melirik Ridwan Kamil sebagai calonnya di Pilpres 2024.
Penilaian pengamat politik dari Universitas Esa Unggul itu didasarkan pada lokasi dimana Ridwan Kamil menyatakan diri siap maju di Pilpres 2024, yakni saat di Bali.
Bali sendiri saat ini jadi basis massa suara PDI Perjuangan di ajang pemilu. Jamiluddin melihat, kemungkinan PDIP melirik Ridwan Kamil sebagai calon wakil presiden (cawapres), berduet dengan Puan Maharani sebagai capres. “Ada kemungkinan Ridwan akan berduet dengan Puan Maharani.
Hanya saja peluangnya untuk cawapresnya Puan,” ujarnya. Kata dia, deklarasi Ridwan Kamil di awal 2022 menguntungkan karena Gubernur Jabar itu punya waktu panjang untuk meningkatkan elektabilitas.
“Jadi, Ridwan Kamil akan melakukan kerja-kerja politik yang lebih intensif sehingga saat mendekati Pilpres 2024 elektabilitasnya sudah sesuai yang ditaregtkan. Hal itu berpeluang diperolehnya bila sejak awal menyatakan sebagai capres,” pungkasnya.
Sementara itu, pengamat politik Universitas Pendidikan Indonesia (UPI) Prof Karim Suryadi menilai, keputusan Ridwan Kamil (RK) maju karena ada kans cukup kuat dalam kontestasi. “Dalam survei capres yang digelar beberap lembaga, RK kerap masuk empat besar.