Pengamat: Ganjil Genap Kota Bogor Bisa Ditiru Kota Lain Turunkan Angka Covid-19

- 27 Februari 2021, 20:42 WIB
Ganjil Genap yang diberlakukan Kota Bogor mendapat apresiasi dari Pemprov DKI Jakarta
Ganjil Genap yang diberlakukan Kota Bogor mendapat apresiasi dari Pemprov DKI Jakarta /Dok Prokompim Kota Bogor

ISU BOGOR – Pemberlakuan sistem ganjil genap di Kota Bogor dianggap berhasil menurunkan perpindahan orang dari luar ke dalam kota dan kerumunan. Sistem ganjil genap pun layak diadopsi kota lain untuk menurunkan kasus Covid-19.

Pengamat Tata Kota Yayat Supriatna, menilai memang ada korelasinya antara semakin banyaknya aktivitas pertukaran orang atau komuter dari berbagai tempat dengan penyebaran kasus Covid-19.

“Penyebaran virus ini karena perpindahan atau aktivitas orang, sehingga betul yang dicegah adalah aktivitas orangnya,” kata Yayat, Sabtu 27 Februari 2021.

Baca Juga: Gelapkan Dana Desa Rp900 Juta, Mantan Kades di Bogor Akan Dibui 20 Tahun 

Baca Juga: Tol Bocimi Seksi 2 Cigombong Cibadak Beroperasi Agustus 2021

Yang menarik, lanjut Yayat, model penerapan ganjil genap dalam konteks penerapan protokol kesehatan ini adalah pertama di Indonesia. Ketika Kota Bogor berani melakukan inisiatif, sementara Jakarta masih semi-semi lockdown, sementara Semarang, Jateng baru dalam konteks di rumah saja.

Artinya, kata Yayat, transportasi itu bisa menjadi model dalam pengendalian aktivitas masyarakat. Transportasi itu hanya alat, tujuannya adalah peningkatan kualitas hidup. Mengapa ini diberlakukan? karena situasi dan kondisi yang sudah sangat parah.

“Jika kondisi rumah sakit sudah penuh, Covid terus bertambah parah, tenaga kesehatan sudah semakin lelah dan lain sebagainya, ini satu-satunya cara untuk mendidik masyarakat. Jadi model yang dilakukan Kota Bogor adalah pioner,” bebernya.

Baca Juga: Kerumunan Sambut Jokowi di NTT, Pakar Hukum Tata Negara: Bisa Dikenakan Pasal Seperti Rizieq Shihab 

Baca Juga: Ganjil Genap Bogor Hari Ini, 7.900 Kendaraan Diputar Balik

Ia pun menyatakan bahwa perlu penekanan di masyarakat bahwa penerapan ganjil genap ini adalah untuk protokol kesehatan dan tidak ada terkait dengan persoalan kemacetan dan lain sebagainya.

Pertanyaannya kan sampai kapan? Lebih lanjut Yayat menyebut, hal ini dilihat nanti dievaluasi, sudah berjalan, bagaimana angka penurunan Covidnya. Seminggu, dua minggu, kalau terjadi penurunan karena berkurangnya aktivitas, berarti ini ada indikator keberhasilan.

“Bisa ditiru kota lain kalau model ini bisa membantu menurunkan angka Covid,” pungkasnya.***

Editor: Chris Dale


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah