Tanggulangi TBC, Stunting, dan DBD, Kota Bogor Deklarasikan Geber Si Jumo dan Jamilah

23 Mei 2024, 14:34 WIB
Kota Bogor melalui inisiatif Sekretaris Daerah (Sekda) Syarifah Sofiah secara resmi mendeklarasikan Gerakan Bersama Literasi Stunting dan Imunisasi, Jumantik cegah DBD /Foto/Ist

ISU BOGOR – Kota Bogor melalui inisiatif Sekretaris Daerah (Sekda) Syarifah Sofiah secara resmi mendeklarasikan Gerakan Bersama Literasi Stunting dan Imunisasi, Jumantik cegah DBD serta Pengawasan Menelan Obat untuk penanggulangan TBC (Geber Si Jumo) dan Jaga Ibu Hamil serta Lingkungan Bersih dan Sehat (Jamilah) di SMP Negeri 11 Kota Bogor.

Acara ini dihadiri oleh perwakilan Dinas Kesehatan (Dinkes) Pemprov Jawa Barat, Kepala Dinas Pendidikan (Disdik) Kota Bogor, Irwan Riyanto, Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) Kota Bogor, Sri Nowo Retno, Camat Bogor Tengah, Teofilo Patrocinio Freitas, dan aparatur wilayah Kelurahan Sempur.

Dalam sambutannya, Syarifah Sofiah menekankan pentingnya gerakan ini sebagai upaya literasi dan eliminasi terhadap tiga penyakit utama, yakni TBC, stunting, dan Demam Berdarah Dengue (DBD). “Hari ini Kota Bogor bersyukur bisa deklarasi dan mudah-mudahan bisa kita eliminir TBC, stunting dan DBD,” ujarnya.

Baca Juga: Ruang Baca dan Auditorium Perpustakaan Kota Bogor Gunakan Nama Tokoh Literasi

Syarifah menjelaskan bahwa ketiga penyakit tersebut sangat bergantung pada ketahanan tubuh individu. Oleh karena itu, gerakan ini juga menggarisbawahi pentingnya imunisasi bagi anak-anak untuk meningkatkan daya tahan tubuh mereka.

Salah satu langkah konkret yang diambil adalah menjaga kebersihan lingkungan sekolah. UKS, petugas sekolah, guru, dan siswa yang telah dilatih sebagai Jumantik (Juru Pemantau Jentik) akan bekerja sama membersihkan lingkungan dan memastikan tidak ada air yang tergenang, yang dapat menjadi sarang nyamuk penyebar virus DBD. Hal ini sangat penting mengingat kasus DBD di Jawa Barat, termasuk Kota Bogor, masih tinggi.

Berdasarkan data triwulan I tahun 2024, Kota Bogor mencatat 2.138 kasus DBD dengan 14 kematian. Sementara itu, kasus TBC tercatat sebanyak 3.100 kasus, dengan 546 kasus di antaranya diderita oleh anak-anak. Angka kematian akibat TBC mencapai 312, sementara jumlah pasien yang sembuh sebanyak 4.646.

Baca Juga: Pj Wali Kota Bogor Keluarkan Edaran Study Tour di Kota Bogor Dibatasi dan Dihentikan Sementara!

Sebagai perbandingan, pada tahun 2023, tercatat 1.474 kasus DBD dengan 9 kematian dan 9.194 kasus TBC dengan 1.707 kasus di antaranya diderita oleh anak-anak. Angka kesembuhan TBC di tahun tersebut mencapai 5.968, dengan jumlah kematian sebanyak 271. Angka stunting juga menunjukkan penurunan, dari 2.100 menjadi 1.700 kasus.

“Hasil Survei Kesehatan Indonesia (SKI) menunjukkan penurunan dari 18,7 persen menjadi 18,2 persen, sedangkan target nasional adalah 14 persen,” tambah Syarifah.

Untuk mengatasi DBD, Kota Bogor telah membentuk tim untuk melakukan fogging secara rutin. Sementara itu, upaya pengurangan stunting dilakukan dengan fokus pada keluarga-keluarga berisiko, termasuk ibu hamil dan wanita anemia, melalui pemberian tablet penambah darah dan kegiatan lainnya.

Baca Juga: Disdukcapil Kota Bogor Berlakukan Antrean Daring Prima Antri, Pelayanan Makin Cepat dan Nyaman

Syarifah juga menjelaskan bahwa peningkatan angka TBC disebabkan oleh upaya aktif dan intensif yang dilakukan Kota Bogor dalam menemukan penderita TBC. Setelah ditemukan, pasien TBC diobati dan dipantau pengobatannya secara ketat.

“Setelah pendataan dan ditemukan para penderita TBC, upaya yang harus dilakukan massif dengan membuat jaringan atau relawan yang memantau pasien mengkonsumsi obat. Karena penderita TBC itu jika dalam enam bulan mengkonsumsi obat secara terus menerus bisa sembuh,” jelas Syarifah.

Dia juga menekankan pentingnya pemantauan kontak erat penderita TBC, mirip dengan pendekatan yang dilakukan terhadap Covid-19, sehingga penguatan dan pengobatan juga dilakukan terhadap mereka yang berkontak erat.

Dalam penutupannya, Syarifah menegaskan bahwa semua upaya harus dilakukan secara terus menerus untuk memastikan keberhasilan gerakan ini. “Semua upaya harus terus menerus dilakukan, karena manusia ada lupanya. Untuk itu harus terus diingatkan,” tutupnya.***

Editor: Iyud Walhadi

Tags

Terkini

Terpopuler