Innalillahi, 46 Warga Kota Bogor Meninggal Akibat Virus Corona Jadi Alasan Bima Arya Perpanjang PSBM

30 September 2020, 07:56 WIB
Wali Kota Bogor Bima Arya Sugiarto saat memberikan keterangan pers terkait perpanjangan Pembatasan Sosial Berskala Mikro dan Komunitas (PSBMK) selama dua pekan kedepan, Selasa 29 September 2020. Salah satu alasan diperpanjang PSBMK karena angka kematian yang mencapai 46 orang (4%) dari total kasus positif Covid-19. /Iyud Walhadi/Dok Humas Pemkot Bogor

ISU BOGOR - Jumlah kasus meninggal akibat positif Corona Virus Disease 2019 (Covid-19) di Kota Bogor sudah mencapai 46 orang per Selasa 29 September 2020. Lonjakan angka kematian tersebut menjadi salah satu alasan Wali Kota Bogor Bima Arya memperpanjang Pembatasan Sosial Berskala Mikro dan Komunitas (PSBMK) sampai 13 Oktober 2020.

Berdasarkan data Dinas Kesehatan Kota Bogor hingga pukul 21.00 WIB, Selasa 29 September 2020, tercatat total kasus positif Covid-19 di Kota Bogor telah menembus angka 1.232 orang, terdiri dari 46 meninggal (4%), selesai/sembuh 850 orang (70%), dan masih sakit 336 orang (26%).

“Baru saja kami bersama Forkopimda melakukan pembahasan mengenai evaluasi penanganan Covid-19 dan juga dalam hal berakhirnya masa PSBMK hari ini."

"Di Kota Bogor, kita melihat secara keseluruhan hari ini masuk kategori merah setelah seminggu sebelumnya oranye. Jadi, PSBMK ini akan berlanjut sampai dua minggu ke depan (hingga 13 Oktober 2020) untuk kita akan evaluasi berdasarkan data-data yang ada,” ungkap Bima Arya, Selasa 29 September 2020.

Baca Juga: PSBB Bogor Diperpanjang Sebulan: Tempat Wisata, Hotel Boleh Buka; Panti Pijat, Karaoke Masih Tutup

Bima Arya menambahkan, diperpanjangnya PSBMK di Kota Bogor lantaran adanya fluktuasi pada 3 indikator dari 14 indikator yang menjadi referensi dalam menentukan level zona pada suatu daerah.

“Pertama adalah meningkatnya angka kematian, kedua adalah menurunnya sedikit angka kesembuhan dan yang ketiga adalah keterisian rumah sakit yang semakin tinggi. Karena itu, tiga indikator itu akan kita perbaiki,” jelas Bima Arya.

“Kita menemukan berdasarkan data, bahwa dari angka kematian yang ada sebagian besar itu atau 80% disebabkan oleh komorbid. Jadi, ini mengonfirmasi bahwa orang dengan penyakit bawaan memiliki risiko yang lebih tinggi." kata Bima Arya.

Baca Juga: Cigombong Bogor Dirundung Bencana dan Wabah, Setelah Longsor Kini Kasus Positif Corona Terbanyak

Berdasarkan jenis kelamin, tingkat kematian tinggi terjadi pada laki-laki. Sementara usia produktif mendominasi kasus positif (usia 20-59 tahun tercatat 821 kasus).

"Tetapi disisi lain kita lihat juga ada tren naik dari anak-anak yang terpapar kasus covid positif (usia balita tercatat 27 kasus dan 6-19 tahun tercatat 117 kasus),” beber Bima Arya.

Bima Arya mengungkapkan, dalam rapat tersebut juga dibahas mengenai distribusi kasus berdasarkan klaster. Klaster keluarga yang ada di Kota Bogor bila dibedah kembali itu sebetulnya beririsan dengan klaster luar kota dan perkantoran.

Baca Juga: PSBB Bogor Resmi Diperpanjang Sampai 27 Oktober, Positif Corona Bertambah 100 Orang Dalam Dua Hari

"Jadi, sebagian besar dari kasus keluarga adalah terpapar dari anggota keluarga yang bekerja di luar kota, ke luar kota dengan tujuan apapun, atau beraktivitas di luar kota kemudian menulari anggota rumah tangganya."

"Anak-anak yang terpapar sebagian besar adalah anak-anak yang tidak keluar rumah. Jadi, terpapar oleh usia produktif,” kata Bima Arya.***

Editor: Iyud Walhadi

Tags

Terkini

Terpopuler