Zona Merah Kota Bogor Corona, 46 Kasus Meninggal : 1 Minggu, Bertambah 7 Pasien Positif Tutup Usia

29 September 2020, 09:25 WIB
Ilustrasi pemakaman jenazah Covid-19. * /ANTARA


ISU BOGOR - Selama satu pekan masa penerapan pembatasan sosial berskala mikro dan komunitas (PSBMK) di Kota Bogor, sudah 7 orang pesien positif corona (covid-19) meninggal dunia.

Berdasarkan data Satgas Covid-19 Kota Bogor, angka akumulasi kasus pasien positif corona meninggal dunia selama pandemi berjumlah 46 kasus.

Peningkatan kasus sepekan terakhir meningkat, tercatat pada Selasa 22 Sepetember 2020 dilaporkan 39 orang meninggal. Satu hari berikutnya, Rabu 23 September bertambah 2 orang meninggal menjadi total 41 kasus.

Baca Juga: Ridwan Kamil Sebut Data Corona Pusat Kurang Ilmiah, Karena Server Input Pusat Lelet

Kamis 24 September terjadi penambahan 3 orang menjadi total 44 kasus. Satu hari berikutnya bertambah 1 kasus menjadi 45 orang dan angka itu bertahan hingga Minggu 27 September 2020.

Data terkini, Senin 28 September 2020 kembali 1 pasien positif corona meninggal dunia, sehingga total pasien corona meninggal menjadi 46 orang.

Ketua Satgas Covid-19 Kota Bogor, Dedie A Rachim menyebut angka kematian di Kota Bogor memang mengalami peningkatan pada satu pekan terakhir. Pun demikian, sebagian besar meninggal disebabkan pasien sudah mempunyai penyakit penyerta.

Baca Juga: Corona Meningkat, Meninggal Bertambah dan Ruang Rawat Hampir Penuh, Alasan Kota Bogor kembali Merah

Penyakit penyerta itu memicu terjadi kasus meninggal dan terlebih pasien terlambat dibawa ke rumah sakit untuk dilakukan penanganan dini.

"Sebagian besar pasien meninggal karena komorbid atau mempunyai penyakit bawaan. Untuk pasien meningga rentan usia 26 hingga 60 tahun," kata Dedie.

Kata Dedie A Rachim sebagian besar, penyakit penyerta yang dibawa pasien mengidap tekanan darah tinggi atau hipertensi.

Baca Juga: Positif Corona Bertambah 50 Orang Dalam Sehari, PSBB Bogor Diperpanjang Lagi?

"Jadi pasien itu mempunyai penyakit bawaan, sudah melakukan pengobatan dan terpapar covid lalu dalam perawatan akhirya meninggal," paparnya.

Dedie A Rachim juga menerangkan, bila sebagian besar data data yang meninggal dunia tidak dimakamkan di Bogor. Ada sebagian meninggal di luar Bogor tetapi memiliki identitas di Kota Bogor.

Sebelumnya, Kota Bogor kembali ke zona merah atau resiko tinggi penularan corona atau Covid-19, setelah pekan lalu turun ke level sedang atau zona oranye.

Baca Juga: Heboh, Oknum SatpolPP Bogor Diduga Halangi Ambulace Melintas : Ingetin, PNS Botak Kepalanya

Wali Kota Bogor Bima Arya pun mengungkapkan tiga alasan mengapa Kota Bogor kembali tergelincir kembali masuk zona merah corona.

Pertama jumlah kematian akibat kasus Covid-19 meningkat tajam. Tercatat ada enam orang yang meninggal karena Covid-19. Selain itu, kata Bima Arya, jumlah kesembuhan juga turun bila dibandingkan dengan pekan sebelumnya.

Tak hanya itu, keterisian tempat tidur atau bed di Rumah Sakit (RS) untuk pasien Covid-19 naik, hingga diatas 60 persen.

Baca Juga: Alisson Tampil Gemilang, Liverpool Pecundangi Arsenal dan Tempel Pimpinan Klasemen Liga Inggris

"Penyebabnya karena, angka kematian naik. Minggu ini jumlah kematian 6 kasus. Kedua, jumlah kesembuhan turun dibanding minggu lalu. Ketiga, keterisian tempat tidur di RS naik, di atas 60 persen," jelas Bima Arya.***

Editor: Chris Dale

Tags

Terkini

Terpopuler