Keren, Rusun di Kota Bogor Diubah jadi Ruang Isolasi Covid-19

8 Juli 2020, 10:42 WIB
Ketua GTPP Covid-19 Kota Bogor, Dedie A. Rachim saat meninjau di Rusun Cibuluh, Kecamatan Bogor Utara, Selasa 7 Juli 2020. /

 

ISU BOGOR – Dua blok rumah susun sewa (Rusunawa) di Kota Bogor diubah dan dipersiapkan untuk menampung 50 orang yang akan melakukan isolasi eksternal Covid-19. Hal itu untuk guna mengantisipasi meningkatnya paparan Covid-19 di Kota Bogor.

Kepala unit pelaksana teknis (UPT) Rusun Dinas Perumahan dan Permukiman (Disperumkim) Kota Bogor, Ilham Gunawan menjelaskan, rencana untuk ruang isolasi yang disediakan di Rusun Menteng Asri di Bogor Barat dan tersedia sebanyak 20 kamar.

Sedangkan di Rusun Cibuluh ada 11 ruangan, dimana satu ruangan di lantai satu dan 10 ruangan di lantai 4 yang terdiri dari dua kasur di setiap ruangannya.

Baca Juga: Selama Pandemi Stok Menurun 70 Persen, Dedie Dukung Gerakan Sadar Darah PMI Bogor di 6 Kecamatan 

Ia pun memastikan ruang isolasi yang berdampingan dengan ruang-ruang yang disewa secara umum tidak akan menimbulkan masalah. Sebab, setiap blok umum dan blok ruang isolasi diberi sekat batas.

"Ruang isolasi yang bergabung dengan hunian penduduk ini tidak menjadi masalah. Sebab kami sudah melakukan penyekatan dengan menggunakan teralis sebagai pembatas antara zona isolasi dan zona penghuni," Ilmam menjelaskan, Rabu 8 Juli 2020.

Kata dia, berbagai kebutuhan guna menunjang keberadaan ruang isolasi ini pun sudah cukup memadai, dengan disediakannya ruangan untuk tenaga medis dan melakukan pemisahan kamar mandi untuk pasien positif dan tenaga medis.

Baca Juga: Resmikan Kampung Tangguh, Bupati Bogor Terkesima di Wilayahnya Ada Kawasan Segudang Potensi Alam 

"Untuk penyemprotan desinfektan juga kami rutin lakukan guna memberikan rasa aman dan nyaman bagi para penghuni umum," tambahnya.

Sementara, Wakil Wali Kota Bogor Dedie A Rachim yang melakukan peninjauan Selasa kemarin menjelaskan, penyediaan ruang isolasi mandiri guna mengantisipasi situasi terburuk Pandemi Covid-19. Salah satunya menyediakan ruang isolasi eksternal di Rusunawa.

 "Jadi, kami tidak tinggal diam. Kami mempersiapkan diri sebaik mungkin untuk menghadapi situasi terburuk (worst condition) nanti," ujar Ketua Dedie A Rachim yang juga Ketua Gugus Tugas Percepatan dan Penanganan Covid-19 Kota Bogor.

 Baca Juga: Gempa Beruntun Kamarin, Apakah Pulau Jawa Sedang Berpotensi Gempa Besar?

Kata dia setidaknya, dari dua unit Rusun yang merupakan aset milik Pemkot Bogor. Setidaknya mampu menampung kurang lebih 50 pasien positif Covid-19.

Selain menyiapkan ruang isolasi eksternal di dua Rusun. Dedie A Rachim juga mengungkapkan pihaknya tengah berupaya meminta kepada Badan Narkotika Nasional (BNN) agar memberikan izin kepada Pemkot Bogor untuk menggunakan tempat rehabilitasi milik BNN yang berada di Lido.

"Kami sedang berkoordinasi dengan pihak BNN untuk kemungkinan kita bisa memakai aset mereka di Lido, itu rencananya," ungkapnya.

Baca Juga: Pagi ini, Harga Emas Antam  Rp950.000 di Pegadaian  

Dedie A Rachim ini juga mengungkapkan, salah satu senjata ampuh untuk menekan angka penyebaran Covid-19 di Kota Bogor selama masa Pra-AKB ini adalah dengan menjalankan protokol kesehatan.

"Jadi dilonggarkannya PSBB ini bukan berarti longgar juga protokol kesehariannya. Tapi malah harus ditingkatkan. Yaitu dengan tetap memakai masker, mencuci tangan dan jaga jarak," jelasnya.

Sekadar informasi, sejauh ini ada 8 rumah sakit rujukan untuk penanganan Covid-19 di Kota Bogor. Penetapan 8 RS rujukan ini merupakan kewenangan penuh dari Gubernur Jawa Barat, Ridwan Kamil.

Adapun 8 rumah sakit rujukan diantaranya adalah, RSUD Kota Bogor, RS PMI, Bogor Senior Hospital, RS Melania, RS BMC, RS Azra, RS Hermina dan RS Medika Dramaga. Untuk ketersediaan ruang isolasi di RSUD Kota Bogor sendiri sejauh ini ada 112 kasur (bed) yang disediakan di gedung blok III, yang notabenenya merupakan gedung baru milik RSUD Kota Bogor.

Baca Juga: Tracing Pejabatnya Meninggal Akibat Covid-19, Ridwan Kamil Kali Ketiga Jalani Swab Test 

Untuk kesiapannya sendiri, Dirut RSUD Kota Bogor, Ilham Chaidir menjelaskan, ada 400 tenaga kesehatan yang sudah terlatih dan siap untuk memberikan pelayanan dan pengobatan secara profesional terhadap seluruh pasien yang menjalani masa isolasi di RSUD Kota Bogor. 

"Jadi sebenarnya kita memang diperintahkan mempersiapkan the worst situation (situasi terburuk). Jadi mau tidak mau kesiapan dari personel, SDM, peralatan, kemudian sarana dan prasarana itu harus yang nomor satu. Itu yang harus kita perhatikan," katanya. ***

Editor: Chris Dale

Tags

Terkini

Terpopuler