GLOW KRB Diprotes, DPRD Kota Bogor Minta Kebun Raya Bogor Jaga Kelestari

27 September 2021, 20:18 WIB
Ketua DPRD Kota Bogor Atang Trisnanto bersama beberapa anggota DPRD mengunjungi Kebun Raya Bogor, Senin 27 September 2021. /DPRD Kota Bogor

ISU BOGOR - Dewan Perwakilan Daerah (DPRD) Kota Bogor siap melakukan mediasi antara pengelola Kebun Raya Bogor (KRB) dengan pemerhati lingkuran yang melakukan kritik terkait aktrasi malam GLOW KRB.

Hal itu dikatakan Ketua DPRD Kota Bogor Atang Trisnanto, usai mendatangi KBR, Senin 27 September 2021. Atang datang bersama Ketua Komisi III yang membidangi lingkungan hidup, Zaenul Mutaqin serta Anggota Komisi III Adityawarman Adil dan Karnain Asyhar.

Rombongan diterima langsung oleh Komisaris Utama PT. Mitra Natura Raya (MNR) Ery Erlangga. Pihak swasta yang mendapatkan hak kerjasama dari LIPI. Hadir pula beberapa pegawai LIPI yang saat ini sudah melebur ke Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN).

Baca Juga: GLOW Ganggu Konservasi, Aktraksi Lampu Kebun Raya Bogor Diprotes Para Mantan Kepala KRB

“Kami siap mewadahi dialog agar bisa ditemukan satu cara pandang dan semangat yang sama, sekaligus untuk mendapatkan masukan yang konstruktif bagi keberlanjutan Kebun Raya Bogor," ungkap Atang.

Atang meminta kepada pihak pengelola agar benar-benar menjadikan faktor kelestarian lingkungan sebagai core utama.

“Kebun Raya Bogor merupakan Kawasan Resapan Air, Penyedia Oksigen, dan Tempat Pelestarian Sumber Daya Genetik yang luar biasa. Selain tempat konservasi, KRB juga menjadi Cagar Budaya bagi masyarakat Bogor. Pusaka warisan yang perlu dijaga. Pengembangan jasa wisata seharusnya untuk memperkuat posisi tersebut”, pinta Atang.

Baca Juga: Boneka Lampu Merah Lampu Hijau Squid Game Ada Di Salah Satu Desa Asli Korea Selatan

Ia melihat, dewan mendapatkan banyak aduan dan protes dari berbagai kalangan masyarakat yang konsern akan keberlangsungan dan keberlanjutan fungsi konservasi Kebun Raya Bogor.

Lebih lanjut, Atang menyampaikan, beberapa poin keberatan warga terletak pada rencana wisata malam GLOW KRB, komersialisasi yang ditandai mahalnya tiket masuk, pembangunan betonisasi, dan ancaman terhadap ekosistem yang sudah berjalan baik di kawasan Kebun Raya Bogor.

Senada dengan Atang, Zaenul menyampaikan bahwa banyak warga yang keberatan mengingat posisi Kebun Raya Bogor sangatlah penting bagi Kota Bogor.

Baca Juga: YG Entertainmnet Konfirmasi Bobby iKON Sambut Anak Laki-Laki

“Kebun Raya Bogor merupakan identitas Kota Bogor. Selain aspek lingkungan, juga memiliki aspek sejarah dan budaya. Untuk itu, kehadiran DPRD ke Kebun Raya Bogor juga ingin memastikan bahwa pengelolaan dibawah manajemen baru tidak mengganggu identitas dan peran Kebun Raya Bogor ini bagi Kota Bogor”, ungkap Zaenul.

Hal tersebut ditanggapi positif oleh pihak MNR dan BRIN. Mereka juga akan terus memastikan bahwa eduwisata GLOW KRB ini aman terhadap ekosistem flora dan fauna. Untuk itu, saat ini pihaknya masih melakukan pengkajian untuk memastikan keamanannya.

“Dari dulu semangat kami pada pelestarian lingkungan. Kami juga tidak akan berani mengambil langkah yang melawan upaya pelestarian lingkungan. Kami siap menjelaskan dan berdialog dengan seluruh elemen masyarakat.

Baca Juga: Jinyoung Membeku dengan Ketakutan Saat Berakhir Di Situasi Yang Mengancam Jiwanya di Police University

Tujuan kami baik. Masukan dan sinergi dari seluruh stakeholder tentu sangat kami harapkan agar Kebun Raya Bogor ini semakin dirasakan manfaatnya," tambah Ery.

Sebelumnya, sejumlah mantan Kepala Kebun Raya Bogor (KRB) mengkritik rencana atraksi malam menggunakan lampu hias dengan tema GLOW KRB yang akan dilakukan di sebagian lokasi kebun botani itu. Mereka menganggap aktraksi lampu dapat menggangu biota malam.

Surat terbuka kritikan itu disampaikan oleh empat mantan Kepala Kebun Raya Bogor yakni Usep Soetisna (1983-1987), Suhirman (1990-1997), Dedy Darnaedi (1997-2003), serta Irawati (2003-2008).

Dalam suratnya, mantan Kepala Kebun Raya Bogor itu meminta agar rencana atraksi malam GLOW KRB ditinjau kembali karena bisa mengusik keheningan malam dan mengganggu fungsi serangga polinator dan hewan penyerbuk lainnya di Kebun Raya Bogor.***

Editor: Chris Dale

Tags

Terkini

Terpopuler