Kabar LAPAN Lacak Keberadaan 'Alien'Jadi Perbincangan, Kembangkan Teknologi Seharga Rp 340 Miliar

- 1 November 2020, 14:29 WIB
Roket Long March 4B Tiongkok meluncurkan satelit observasi Bumi Gaofen 11 (02) ke orbit dari Pusat Peluncuran Satelit Taiyun pada 7 September 2020.
Roket Long March 4B Tiongkok meluncurkan satelit observasi Bumi Gaofen 11 (02) ke orbit dari Pusat Peluncuran Satelit Taiyun pada 7 September 2020. /China Aerospace Science and Technology Corp via Space/

ISU BOGOR - Kabar Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional (LAPAN) yang disebut-sebut akan mencari 'alien' menjadi perbincangan publik belakangan ini.

LAPAN juga dikabarkan tengah mengembangkan teknologi senilai Rp340 miliar untuk mencari kehidupan di luar angkasa (alien).

Pembicaraan LAPAN yang dikabarkan ingin menciptakan teknologi mencari 'alien' tersebut juga viral di media sosial Twitter pada 27 Oktober 2020. 

Diketahui saat ini LAPAN sedang membangun Observatorium Nasional (Obnas) di Gunung Timau, Kupang, NTT.

Baca Juga: LAPAN Sebut Fenomena Lintang Kemukus Merupakan Pantulan Cahaya dari Pembangkit Listrik

Baca Juga: Satelit LAPAN-A2 Milik Indonesia 5 Tahun Orbit, Cek Kiprahnya dari Bencana Sampai Radio Negara Ekuat

Nantinya akan hadir teleskop berdiameter 3,8 meter yang disebut-sebut sebagai teleskop terbesar di Asia Tenggara.

Pembangunan Obnas sendang iri salah satunya bertujuan untuk pusat observasi astronomi Indonesia dan pemberdayaan kawasan Timur Indonesia.

Sebagaimana diberitakan JurnalSoreang.com dalam artikel "Disebut Habiskan Rp340 Miliar untuk Cari Alien, Ini Fakta Obnas Timau Milik Lapan", namun tak ditampik jika observasi yang bisa dilakukan bisa mencakup berbagai objek tata surya.

Tangkapan layar video hhujan meteor 6 Oktober 2020 di atas langit Monterrey, Meksiko.
Tangkapan layar video hhujan meteor 6 Oktober 2020 di atas langit Monterrey, Meksiko. earthsky.org

Komet, asterodi, bahkan planet lain di luar bumi menjadi salah satu objek observasi tersebut. Obnas Gunung Timau diprediksi bisa mempelajari fisika bintang dan galaksi, struktur besar alam semesta, hingga planet-planet di luar tata surya.

Obnas tersebut sebenarnya sudah mulai dibangun sejak 2017 lalu dan ditargetkan rampung tahun ini. Namun berbagai kendala mulai dari akses jalan hingga pandemi Covid-19 membuat proyek mengalami penundaan hingga 2021.

Di lokasi tersebut, Lapan juga membangun pusat Sains. Pusat Sains yang tepatnya berada di Tilong, Kupang itu akan menjadi pusat edukasi publik karena dilengkapi juga dengan teleskop berdiameter 50 sentimeter.

Baca Juga: Satelit LAPAN-A2 Milik Indonesia 5 Tahun Orbit, Cek Kiprahnya dari Bencana Sampai Radio Negara Ekuat

Selain itu, kawasan Obnas juga dicanangkan sebagai kawasan wisata 'Taman Nasional Langit Gelap'. Dengan begitu, keberadaannya bisa mendorong aktivitas ekonomi masyarakat.

Lapan melansir bahwa ada tiga manfaat utama Obnas tersebut.

Pertama untuk penguatan kapasitas sains antariksa dan astronomi bagi lembaga penelitian dan perguruan tinggi di Indonesia.

Selain itu, Obnas tersebut juga bisa memacu kerjasama penelitian dan pengembangan internasional. Terakhir, adalah untuk meningkatkan pemberdayaan masyarakat dengan peningkatan kualitas pendidikan di NTT.

Sementara itu teleskop berdiameter 3,8 meter di Obnas tersebut disebut bisa bermanfaat untuk pelacakan satelit serta pengamatan survei objek dekat bumi sebagai bagian dari kewaspadaan situasi angkasa atau Space Situational Awareness (SSA).

Teleskop itu diklaim bisa memetakan kondisi antariksa, sehingga bisa mencegah tabrakan antara benda angkasa seperti komet dan asteroid dengan satelit aktif serta mitigasi benda antariksa yang jatuh ke bumi.***(Handri/JurnalSoreang.com)

 

 

Editor: Yudhi Maulana Aditama

Sumber: Jurnal soreang


Tags

Artikel Pilihan

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x